Dari Aisyah tasbyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah menemui Aisyah yang di sisinya ada seorang wanita. Nabi SAW bertanya, “Siapa ini?” Aisyah menjawab, “si fulanah yang terkenal luar biasa salatnya”.
Rasulullah pun bersabda, “Jangan seperti itu. Hendaklah engkau beramal sesuai kemampuanmu. Demi Allah, Allah tidak bosan untuk menerima amalanmu hingga engkau sendiri yang bosan. Sesungguhnya amalan yang paling disukai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara kontinyu terus dilakukan” (HR Bukhari dan Muslim).
Bukan Hamba Ramadan
Oleh sebab itu, tetaplah menjadi hamba Allah, bukan hamba Ramadan. Seorang Allah akan tetap beramal, walau Ramadan telah pergi. Seorang hamba Allah akan tetap tersenyum menyebarkan salam walau bukan Ramadan lagi.
Puasa bisa dilanjutkan, Al-Quran harus dikhatamkan, masjid tetap diramaikan, bangun malam salat tahajjud jadi kebiasaan infak, sedekah tetap diusahakan. Segala kebaikan yang terukir, semoga tetap langgeng, sampai maut memisahkan.
Allah Taala berfirman, “Sembahlah Rabbmu, sampai mati datang padamu” (QS Al Hijr :99).
“Dan berserahlah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya, seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran ayat 133). (Info Islam/ana)