Peringatan yang penting bagi kita semua adalah untuk menjauhi Pinjaman Online (Pinjol). Banyak kasus yang melibatkan kekerasan fisik dalam keluarga yang dipicu oleh masalah pinjol.
Bahkan, konflik antara anak dan orang tua semakin sering terjadi akibat masalah ini, meskipun pihak berwenang sudah mengambil tindakan. Contohnya, seperti yang dilaporkan oleh Google, terdapat kasus seorang yang terlibat konflik dengan orang tuanya karena tekanan dari pinjol, dengan tagihan mencapai Rp 2,5 juta perhari.
Dampaknya sangat merugikan, bahkan bisa menyebabkan stres pada korban. Bayangkan jika harus membayar tagihan sebesar Rp 2,5 juta setiap hari, setara dengan Rp 75 juta perbulan. Hal ini bahkan bisa menjadi beban yang berat bagi pengusaha sukses sekalipun. Oleh karena itu, penting bagi aparat dan instansi yang berwenang untuk memberantas praktik pinjol yang sangat merugikan ini.
Orang-orang yang terjerat dalam masalah pinjol seringkali merupakan orang-orang miskin, yang kesulitan ekonomi, mahasiswa yang masih bergantung pada dukungan finansial orang tua, dan individu-individu yang sangat membutuhkan bantuan.
Dampak dari pinjol tidak hanya menciptakan pertengkaran dalam keluarga dan dengan orang tua, tetapi juga memaksa banyak pasangan untuk berpisah. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pasangan resmi, namun juga pasangan yang belum menikah.
Akibatnya, muncul pertanyaan dari netizen apakah diperlukan kejujuran kepada keluarga atau pasangan jika terjerat utang pinjol.
Perlu Kejujuran
Mengapa hal tersebut menjadi perhatian? Karena dari pengamatan, banyak pasangan yang berpisah karena terjerat utang pinjol. Pasangan tersebut mungkin tidak dapat bertahan bersama karena terlibat dalam konflik yang berlarut-larut, bahkan mungkin hingga kekerasan fisik, yang mungkin disebabkan oleh tekanan stres yang ditimbulkan oleh masalah keuangan. Dalam kasus tersebut, perpisahan menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Pentingnya memiliki sikap jujur terhadap pasangan dan orang tua mengenai masalah pinjol merupakan hal yang utama, terutama bagi yang sudah terjerat dalam utang.
Netizen menyarankan untuk mencari waktu yang tepat untuk membuka pembicaraan mengenai hutang piutang pinjol. Mengungkapkan masalah kepada mereka bukan berarti meminta bantuan keuangan dari mereka untuk menyelesaikan utang tersebut.
Tujuan utama dari mengungkapkan masalah kepada keluarga adalah untuk mendapatkan dukungan moral yang kuat dari orang-orang yang terdekat. Hal ini dapat membantu dalam menghadapi masalah dengan lebih kuat, serta membantu pasangan untuk merencanakan langkah-langkah kedepannya secara bersama-sama.
Dengan mengungkapkan masalah kepada orang tua, mereka dapat memberikan dukungan, bahkan bisa membantu menghadapi debt collector jika diperlukan.
Namun, terbuka kepada keluarga juga bisa menjadi masalah, karena mungkin saja mereka akan merasa stres mendengarnya. Selain itu, mereka mungkin juga memiliki beban masalah lain yang memerlukan dana. Oleh karena itu, sebelum mengungkapkan masalah kepada keluarga, perlu dipertimbangkan dengan matang.
Kesimpulannya, hal ini merupakan ujian bagi mereka yang terjerat dalam pinjol. Sebaiknya sebelum melakukan transaksi pinjol, lebih baik untuk berkomunikasi terlebih dahulu dengan keluarga agar terhindar dari terjerat dalam utang. (ana)