Wajo, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Pemerintah Kecamatan Pitumpanua mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan di Halaman Rumah Jabatan Camat Pitumpanua, Selasa (26/02/2019).
Camat Pitumpanua, Andi Mamu dalam sambutannya mengatakan, Kecamatan Pitumpanua memiliki jumlah penduduk 50.551 jiwa dan merupakan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Wajo.
“Sebagaimana kita tahu, administrasi KTP sekarang sudah dicetak di Pitumpanua dan harapan kami, kalau bisa dibukanya akses pelayanan terpadu, utamanya perizinan di Kecamatan Pitumpanua, jalan antar desa butuh pembenahan, pariwisata di Bangsalae buat Grand Design untuk ditata, dan 80 persen masyarakat butuh infrastruktur karena belum maksimal, dan armada sampah ditambahkan,” papar Andi Mamu.
Dalam Musrenbang tersebut, Bappeda Kabupaten Wajo membacakan Program terealisasi tahun 2019 di Kecamatan Pitumpanua yang menggunakan anggaran sekitar Rp 15.853.002.000. Setelah itu, kemudian dilanjutkan acara penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah (SEHAT) Nelayan dari Bupati Wajo ke Perwakilan Nelayan dari Ale Silurunge, Benteng, Kompang, dan Bulete.
Bupati Wajo, Dr H Amran Mahmud SSos MSi dalam sambutannya mengatakan, Musrenbang ini menjadi ajang atau tempat untuk memulai merencanakan rencana-rencana besar 5 tahun ke depan, yang akan diramu sehingga 2020 bisa maksimal. Sehingga program Bupati dan Wakil Bupati Wajo bisa tercover di visi dan misinya.
“Banyak rencana kita untuk mendorong secara fisik, mendorong ekonomi masyarakat, kearifan lokal, agama yang menjadi pekerjaan besar ke depan, satukan energi untuk mendorong akselerasi, percepat layanan ke masyarakat kita, dan layanan ke masyarakat kita dekatkan. Kami punya program oto dotoro sehingga masyarakat kita yang perlu ditolong dapat cepat terselamatkan,” papar Amran Mahmud.
Amran Mahmud memerintahkan untuk membenahi Bangsalae untuk sektor pariwisata, agar ada kunjungan dari daerah lain ke tempat tersebut dan bisa menggerakkan perekonomian Wajo. Danau Tempe juga akan dijadikan icon periwisatab yang nantinya akan menjadi kunjungan wisata.
Rencananya, Danau Tempe, akan dibangun wisata kota, wisata religi, dan sekaligus wisata pendidikan. Selain itu, Amran juga meminta agar Pasar Pitumpanua ditata dengan baik, bahkan kalau bisa dijadikan pasar harian.
“Tahun 2020 saya harapkan sudah tidak ada lagi TPA. Sampah akan kita olah untuk menghasilkan uang. Tim persampahan kita bina di setiap desa dan mengutus perwakilan ke BLK untuk kita bina. Insya Allah kita jadikan Wajo jadi icon Wajo Mapacing. Begitu juga setiap masjid nantinya diharapkan selama 4 minggu agar pendakwah membahas tentang kebersihan,” tutur Amran.
Selain itu, kata Amran, akan dibentuk yayasan ummat untuk mensupport program Gerakan Masjid Cantik (Gemantik) yang tidak berpatokan pada APBD. Mengaktifkan OPD dan pilar-pilar yang ada.
“Nantinya saya akan lebih banyak berada di Masjid. Jadi, tidak usah cari saya di Rumah Jabatan dan Kantor Daerah, sesering mungkin nanti kita akan ketemu di Masjid. Saya akan jadikan Masjid jadi sentral pembangunan ummat dan membina generasi generasi kita. Benahi pembangunan karakter anak kita di Masjid, utamanya TPA, MDA, dan Tahfizul Quran,” tambahnya.
Bupati Wajo juga bertekad menjadikan Pitumpanua sebagai gerbang perekonomian sehingga tangkapan ikan nelayan bisa langsung diekspor. Selain itu, akan memaksimalkan tol laut untuk mengirim ternak-ternak, sehingga Wajo bisa menjadi eksportir daging di Indonesia. Rencananya, Pemda akan mendatangkan pelatih dari UGM untuk melatih peternak di Wajo.
Di akhir sambutannya Bupati Wajo mengimbau untuk mensinergikan tiga pilar yaitu Pemerintahan melayani masyarakat dengan hati, kuncinya cepat, mudah, dan murah. Selanjutnya masyarakat jangan ada lagi terkotak kotak, walaupun berbeda tetapi tetap saling menghormati dan hal terakhir buka seluas-luasnya dunia usaha,” tutup Amran.
Laporan: Lutfi Baso.