Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan Ukraina tidak lagi memaksakan untuk menjadi anggota NATO. Keputusan tersebut, setelah mengetahui aliansi pertahanan itu, khawatir akan konfrontasi dengan Rusia.
‘’Saya sudah meredam diri terkait isu ini sejak lama, setelah kami memahami, NATO tidak siap menerima Ukraina’’,, ujarnya dalam wawancara yang disiarkan ABC News, seperti dilansir AFP, Senin, 7/3/2022.
Zelenski menegaskan lagi, dia tidak sudi menjadi Presiden ‘’negara yang memohon mohon hingga berlutut’’. Kemungkinan Ukraina masuk NATO, katanya, menjadi salah satu isu yang membuat Presiden Rusia naik pitam, sebelum melakukan invasi pada 24 Pebruari 2022.
Presiden Vladimir Putin geram karena dalam beberapa tahun belakangan, NATO terus memperluas cengkeramannya ke negara – negara sekitar Rusia. Negara ‘’Beruang Merah’’ ini menganggap perluasan wilayah NATO, sebagai ancaman, terutama karena unsur-unsur militer aliansi Barat ini, berada tepat di depan pintu negaranya.
Di tengah peningkatan ketegangan ini, Rusia mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, wilayah di Timur Ukraina yang dikuasai seperatis pro Moskow. Tak lama setelah itu, Rusia mengumumkan operasi militer di Timur Ukraina mulai 24 Pebruari 2022.
Namun kemudian, pasukan Rusia dengan sigap menyergap Ukraina dari Utara,Timur, dan Selatan.
Perang pun pecah.
Dalam sejumlah perundingan setelah perang berkecamuk, Rusia mendesak agar Ukraina juga mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka. Ketika ditanya ABC mengenai permintaan Rusia itu, Zelensky mengatakan, Ukraina sangat terbuka untuk dialog.
‘’Saya membicarakan soal jaminan keamanan (Luhansk dan Donetsk) belum diakui negara manapun kecuali Rusia, repoblik pseudo ini. Namun, kami bisa mendiskusikan dan mencari kompromi mengenai nasib wilayah ini’’, katanya.
‘’Yang penting bagi saya adalah bagaimana warga di wilayah itu yang ingin tetap menjadi bagian dari Ukraina, dan bagaimana warga Ukraina lainnya mau menerima mereka. Masalahnya lebih sulita dari sekadar mengakui kemerdekaan mereka’’, ucapnya.
Karena sulitnya masalah tersebut, Zelensky meminta Putin untuk segera membuka jendela diskusi demi mencari jalan keluar yang baik. ‘’Yang perlu dilakukan adalah, Putin mulai bicara , memulai dialog, ketimbang hidup di dalam gelembung informasi tanpa oksigen’’, ucapnya.
NATO Menolak
Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), menolak ajakan Ukraina, untuk membantu negara tersebut dalam melindungi wilayah langitnya dari rudal dan pesawat – pesawat tempur Rusia.
Pernyataan tersebut disampaikan NATO pada Jumat, 4 Maret 2022. Sejauh ini, negara – negara Eropa berjanji akan menjatuhkan untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zalensky sudah mengajukan permohonan kepada NATO agar membuat zona larangan terbang ke wilayah langit Ukraina.
Diketahui Rusia sudah melancarkan invasi ke Ukraina lewat jalur darat, laut dan udara, sejak 24 Peberuari 2022.
Namun, diluar dugaan, kali ini NATO menolak untuk membantu Ukraina, karena merasa tidak ingin terlibat dengan konflik negara tersebut. ‘’Kami bukan bagian dari konflik ini’’, kata Sekjen NATO Jens Stoltenburg seperti yang dikutif dari Reuters, 5 Maret 2022.
Pihak NATO mengungkapkan, alasan mereka tidak ingin terlibat perang di Ukraina kerena sebagai upaya mencegah agar perang tidak melebar hingga ke negara lain. ‘’Sebagai sekutu NATO, kami memiliki tanggung jawab untuk mencegh perang ini merembet ke luar Ukraina.
Karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia’’, katanya setelah pertemuan NATO di Brussel.
Ukraina merupakan negara bekas pecahan Uni Soviet, yang saat ini ingin menjadi negara Uni Eropa dan bergbung dengan NATO. Tindakan Ukraina ini, dinilai Rusia sebagai hal yang bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
Sejak melancarkan invasinya, Rusia tidak hanya menembaki dan menyerang infrastruktur militer Ukraina. Area pemukiman penduduk dan infrastruktur milik waarga sipil juga jadi terkena dampak perang. Selain itu, Rusia juga saat ini sudah mengambil alih dua kawasan reaktor nuklir dan itu sempat membuat khawatir pemerintah Ukraina.
Disamping itu, Presiden Zelensky dengan tegas mengkritisi penolakan NATO yang menyatakan, tidak ingin terlibat perang. Zelensky sangat menyayangkan penolakan NATO dan menyebut bahwa keputusan tersebut sama dengan memberikan lampu hijau kepada Rusia untuk membombardir Ukraina.
‘’Hari ini, ada sebuah pertemuan NATO. Pertemuan ini sangat lemah dan membinngungkan. Yang jelas di pertemuan kali ini tidak seorang pun yang mepertimbangkan pertempuran ini demi tujuan utama, yakni kebebasan Eropa’’, ujar Zelensky.
Rusia dan Ukraina merupakan dua negara yang saling bertetangga secara geografis. Saat ini banyak sekali bangunan apartemen yang hancur akibat serangan Rusia di Borodyanka, Ukraina.
Sejak Rusia meluncurkan invasinya, 24 Pebruari 2022, negeri ‘’Beruang Merah’’ itu telah membombardir sejumlah kota di Ukraina. Hal tersebut, menuai banyak sanksi ekonomi dari negara Barat yang dijatuhkan kepada Rusia.
Uni Eropa Tolak Permintaan Jet Tempur
Aliansi Negara – negara Barat (NATO) tak hanya menolak permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menutup wilayah udara di langit Ukraina, dan permintaan ikut serta bergabung berperang melawan Rusia. Uni Eropa juga menolak permintaan Presiden Zelensky untuk memasok Jet Tempur ke Ukraina.
Padahal, UE, sudah menjanjikannya. Rupanya janji tersebut tak terwujud hingga sekarang. Mengapa ? Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, dikutif dari Air Force Time, Jumat 4 Maret 2022, memberikan kepastian, anggota Uni Eropa tidak akan meminjamkan jet tempur untuk Ukraina memerangi Rusia.
‘’Aliansi tidak akan mengirimkan pasukan ke Ukraina atau memindahkan pesawat ke wilayah udara Ukraina’’, ujar Stoltenberg, dikutif Hops.ID, Jumat 4 Maret 2022. Stoltenberg juga menegaskan, anggota NATO tidak akan mengambil bagian secara langsung dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Di sisi lain, pernyataan Uni Eropa yang sebelumnya menawarkan jet tempurnya ke Ukraina, awalnya dilongarkan Perwakilan Tinggi UE untuk urusan Luar Negeri, Joseph Borrell, akhir Peberuari 2022.
‘’Total alokasi bantuan untuk Kiev Ukraina sebesar Rp 450 juta Euro, salah satunya, terdiri dari pasokan jet tempur, dan berbagai persenjataan mematikan. ‘’Tentu saja kami akan memasok senjata dan memasok jet tempur untuk Ukraina’’, katanya saat diwawancarai wartawan. ‘’Kami tidak ingin hanya bicra amunisi saja’’, katanya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, pertemuan dengan Stoltenberg, Presiden Polandia Andrzej Duda, menambahkan, mengirim jet ke wilayah udara Ukraina yang cukup mirip dengan pesawat tempur MIG- 29 Fulcrum dan SU-27 Flanker ke Ukraina, akan sama halnya dengan campur tangan militer dalam penyerangan Rusia ke negara itu.
Juru Bicara Komando Udara sekutu NATO, Kevin Nieberg, menolak untuk mengonfirmasi akan memasok jet tempur pinjaman untuk Kiev. Nieberg juga menegaskan, Polandia dan NATO akan tetap memberikan dukungan yang kuat secara politik dan praktis mereka ke Ukraina, karena terus mempertahankan diri terhadap invasi skala penuh Rusia’’, katanya.
Sebelum Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina, Putin mengancam setiap negara yang ingin ikut campur dalam penyerangannya ke Ukraina yang mulai berkecamuk pada awal pidatonya yang disiarkan di televisi, dikutif TASS, Kamis 24 Peberuari 2022.
Putin menambahkan, dirinya mengncam serta menuntut serangkaian jaminan keamanan kepada NATO, salah satunya, menentng Ukraina bergabung dengan fakta tersebut.
Ancaman yang diberikan kepada UE dan sekutu NATO tersebut, diduga kuat, itu yang membuat Uni Eropa dan sekutu NATO berfikir ulang untuk memasok jet tempur ke Kiev. (*)
Laporan : Nurhayana Kamar