Kehidupan Bu Moilina pada Awal Pandemi Covid-19

Awal Pandemi Covid-19

Mewabahnya virus covid-19 pada akhir Desember 2019 dan masuknya virus tersebut ke Indonesia pada awal Maret 2020. Berita covid-19 ini diumumkan secara informatif oleh Presiden dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kondisi ini menghadirkan masyarakat Indonesia khususnya DKI Jakarta dalam kondisi yang berbeda, tidak aman, dan tidak nyaman.

Tidak ada satu pun manusia yang menyukai situasi ini termasuk ibu Moilina yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. Beliau pun tidak pernah menyangka kondisi sekarang memukul usaha keluarga yang dikelolanya bersama suaminya. Usaha keluarga yang dimiliki dan dibangun almarhum ayah mertua sejak tahun 1997 dan kini dikelola suaminya.

Sebelum masa pandemi virus covid-19, semuanya terlihat normal dan tidak ada masalah pada apapun. Namun pasca masuknya covid-19, maka semuanya berubah karena kehadirannya sudah merusak sendi-sendi kehidupan. Dan salah satu cara untuk menekan laju penyebaran dengan memulai segala sesuatu dari rumah seperti 3B, seperti bekerja, belajar, dan beribadah.

Belum lagi ditambah ketatnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama beberapa waktu lamanya yang diregulasikan Pemerintah. Perspektif tersebut yang menjadi buah pemikiran Ibu Moilina untuk menghasilkan suatu bisnis yang kompetitif dan bertahan lama. Kemudian gagasan tersebut dikalkulasikan secara seksama dan cermat terkait SWOT dan 4P.

Sejarah Awal Pendirian Bisnis

Awal pendirian bisnis yang mulai dipikirkan sepasang suami-istri tersebut khususnya Ibu Moilina pada pertengahan April 2020. Selama 2 (dua) minggu ke depan atau tepatnya awal Mei 2020 yang fokus memikirkan business plan yang kelak diterapkan. Pasca waktu tersebut, mulai disusun rencana untuk memulai bisnis dengan fokus pada sembilan bahan pokok.

Dengan memikirkan 4P, yakni: Product, Place, Price, dan Promotion yang dicermati secara cerdas dan positif. Ibu Moilina dan suaminya memperhitungkan segala resiko secara seksama supaya tidak menyesal dan mencari pemasok dan distributor. Semuanya dicari melalui media sosial baik itu jalur WA, Telegram, portal situs web online, dan ragam media sosial lainnya.



Selama 1 bulan lamanya (Mei 2020-Juni 2020) belum ada gerakkan untuk memulai bisnis sembako tersebut. Gerakan tersebut baru muncul pada awal Juni 2020 dengan mempersiapkan iklan, spanduk, dan pembelian gula sebanyak 4 karton. Modal awal untuk memulai bisnis sembako tersebut sebesar Rp 4 Juta yang di bagi ke dalam beberapa produk.

Baca Juga:  Hati yang Terawat, Tenang Jalani Kehidupan Dunia

Dan karena berkaitan dengan nama ke dua putra-putrinya yang masih kecil dan selanjutnya menamainya dengan Toko NJ Jaya. Toko NJ Jaya merupakan Toko Nathania Jeremia Jaya yang diharapkan menjadi besar dengan fokus pada grosir. Toko inilah yang kelak dibesarkan dan menjadi sumber nafkah terbaru selain bisnis keluarga yang sudah berjalan sebelumnya.

Perkembangan Bisnis Sembako Tahap 1

Awal bisnis sembako yang pertama kali dijalankan ibu Moilina pada awal pertengahan Juni 2020 adalah gula dan minyak goreng. Jenis gula yang diambil adalah gula kuning dan gula hijau dari produsen yang cukup familiar selama bertahun-tahun. Minyak goreng yang diambil bukan minyak goreng curah melainkan dari produsen yang familiar di telinga masyarakat.

- Iklan -

Kemudian, ibu Moilina memulai penjualan perdana dari bisnis minyak goreng yang mendapat respon positif dari masyarakat. Berinvestasi pada transaksi bisnis minyak goreng berbagai merek juga menuai hasil positif yang tidak sedikit. Tak sedikit permintaan akan kehadiran minyak goreng datang baik dari lingkungan sekitar atau lingkungan luas lainnya.

Perspektif serupa terjadi pada permintaan akan kemasan gula (karton) yang tidak sedikit dan mendatangkan hasil positif. Tidak sedikit dari masyarakat yang memesan sampai puluhan karton gula baik gula hijau dan gula kuning. Dan demi terpenuhinya permintaan konsumen tersebut, maka ibu Moilina harus mendatangkannya dari supplier atau distributor gula.

Bahkan ibu Moilina dan suami mengajak ke dua anaknya berangkat bersama ke pemasok untuk mencari berbagai komoditas. Tidak mudah dan juga tidak sulit, namun harus berjalan secara seksama dengan selalu mengevaluasi perspektif yang lain. Prinsip yang selalu dipakai adalah “ Setia dalam perkara kecil, supaya kelak mampu mengerjakan perkara yang besar ”.

Baca Juga:  Mengenal Risty Tagor, Kehidupan Pribadi, Karir dan Trauma Pernikahan

Semua kemajuan tersebut diperoleh tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri tapi juga melalui doa yang di atas segala-galanya. Ibu Moilina tetap setia dalam perkara kecil meskipun dalam suasana yang tidak menentu pada zaman pandemi. Berlahan namun pasti, titik terang mulai bermunculan dengan hadirnya beberapa mitra dagang yang luar biasa.

Perkembangan Bisnis Sembako Tahap 2

Perkembangan Bisnis Sembako Tahap 2 mulai bergerak maju dengan hadirnya komoditas lain selain minyak goreng dan gula. Komoditas sembako lain seperti tepung dan garam mulai terlihat seiring dengan permintaan konsumen. Harga yang ditawarkan murah dan menawarkan kerja sama dengan pihak lain sebagai reseller yang bersedia menjual kembali.

Meskipun sudah mulai ada kemajuan tapi tidak mengabaikan inti bisnis yakni komoditas minyak goreng dan gula. Perjalanan bisnis sembako selama 2 hingga 3 bulan pasca awal bulan Juli 2020 mulai menunjukkan titik terang. Titik terang yang diyakini menjadi sumber nafkah baru sebagai bisnis yang sejalan dengan bisnis transportasi yang dibangun keluarga.

Semua transaksi niaga seperti jual-beli komoditas sembako pangan berasal dari media sosial, portal situs web, dan blog. Dalam kondisi pandemi covid 19, ibu Moilina dan suaminya menjual sembako dengan dinamika harga dan di bawah harga pasar. Dan melakukan aktivitas bisnis dengan hanya mengandalkan HP cerdas, internet, dan jalur komunikasi normal lainnya.

Perspektif Bisnis Sembako Tahap 2 menambah semangat hingga akhirnya datang mitra lain yang membeli komoditas minyak goreng. Tidak hanya membeli minyak goreng tapi juga

menawarkan kerjasama yang berujung pada bisnis sembako pakaian. Ibu Moilina memulai bisnis sembako pakaian yang terdiri dari sabun cuci, sabun mandi, sabun pakaian, dan lainnya.

Ibu Moilina semakin menemukan jati dirinya dan kepercayaan dirinya makin bertambah. Beliau menyambut baik hadirnya kerja sama di bidang bersabunan karena kelak melengkapi ragam produk yang sudah tersedia. Tentunya peran suami tidak kalah dari istrinya, ibu Moilina karena dari pemikiran dan tangannya berhasil menuai positif yang tidak sedikit.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU