Kelas Unggulan

Sekolah itu mengadakan sistem baru, di mana kelas-kelas dipisah dalam tiga kategori sesuai dengan nilai kemampuan para siswa-siswinya. Kelas rendah, kelas rata-rata dan kelas unggulan.

Kelas unggulan adalah kelas yang paling istimewa, pelajaran mereka jauh lebih sulit dan mencakup sesuatu yang lebih luas karena akan bersaing dengan berbagai siswa-siswi pintar yang akan masuk perguruan tinggi. Bahkan fasilitas mereka sangat memadai.

Kelas unggulan berisi 25 siswa dengan peringkat tertinggi dari keseluruhan kelas 12-A sampai 12-E. Persaingan itu tidak sampai pada pemisahan tiga kategori kelas.

Setiap siswa yang masuk kelas unggulan harus bersaing kembali dengan teman sekelas mereka. Kompetisi ini sudah ada sejak tahun 1984 di sekolah itu, tetapi dihentikan karena suatu tragedi.

Ada banyak anak sombong di kelas unggulan hingga mereka tidak mengenal satu sama lain. Kelas rendah dan kelas rata-rata tidak suka dengan keberadaan kelas unggulan itu. Terkadang umpatan keluar dari mulut mereka.



Berbeda dengan kelas-kelas lain, kelas unggulan lebih sepi. Semua sibuk dengan buku-buku, laptop, dan ponsel mereka.

Ini adalah pertemuan ke-3 bersama pembina kelas unggulan. Jam belajar mereka sangat lebih, bahkan bisa sampai tengah malam. Mereka diharuskan untuk belajar dan belajar, tidak ada waktu untuk melakukan hal lain.

Hari semakin sore, tak ada tanda-tanda pembina kelas unggulan datang ke pertemuan itu. Siswa-siswi di kelas itu hanya saling bertukar pandang lalu membuang muka. Mereka tidak punya kebersamaan dan kekeluargaan. Seolah mereka di satukan untuk saling bermusuhan. Namun, beberapa dari mereka ingin berteman satu sama lain.

- Iklan -

“Halo, bisa kita berteman?” Aliviyah si peringkat 15 menyapa kepada Isabel si peringkat 25 yang duduk di belakangnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU