Akuma, Akuji, Dafa, Claudia, Emily, dan Than bersama Reno membentuk tim. Sedangkan yang tersisa Isabel, Aiden, Valdis, Kaliya, Tristana, Leah, dan Aliviyah. Tim Reno jelas lebih unggul, di mana mereka memiliki banyak laki-laki dan hanya dua perempuan yang memiliki peringkat sepuluh besar.
“Apa kita akan satu tim?” Leah bertanya pelan.
“Tentu!” jawab Valdis sambil tersenyum.
Aiden menghampiri Valdis dan Leah. “Kenapa kamu menolak bergabung dengan mereka, Val?” tanyanya menepuk pundak Valdis.
“Firasatku mengatakan aku tidak bisa bersama mereka.” Valdis memandang Tim Reno yang berjalan keluar kelas. “Apa kita bisa menemukan buku harian itu?” lanjutnya yang tidak yakin akan menang dari Tim Reno.
“Kita harus menang!” ujar Tristana tegas.
Mereka keluar dari kelas lantas segera mencari buku harian berwarna merah. Ruangan pertama yang mereka masuk adalah Laboratorium Kimia. Valdis dan Tristana menunggu di depan pintu sedangkan sisanya masuk mencari buku harian itu.
Setengah jam mencari di setiap sudut laboratorium, mereka tidak menemukan apa pun. Kemudian melanjutkan mencari ke tempat yang lain.
“Anu … bisakah kita ke ruang kepala sekolah?” tanya Isabel seraya menundukkan kepalanya.
Mereka menengok ke belakang di mana Isabel berada. “Untuk apa?” Kaliya mengerutkan dahi.
“Hatiku berkata buku harian itu ada di sana,” ucap Isabel yang senantiasa melihat lantai, tanpa berniat menatap lawan bicaranya.
“Ayo kita ke sana!” Aiden berjalan lebih dulu.
Sesampainya di ruang kepala sekolah, mereka menemukan buku harian itu di dalam lemari yang berisi piala-piala kejuaraan. Buku harian itu kosong tetapi terlihat tua dan usang. Mereka tidak ingin memikirkan hal lain, saat itu mereka harus fokus mencari empat buku harian lagi.
***
Di perpustakaan sekolah, tim Reno sedang mencari buku harian yang kedua. Mereka menemukan buku pertama di gedung olahraga, tepatnya di lapangan futsal. Perpustakaan itu adalah ruangan ke enam yang mereka masuk. Dengan cepat mereka bergerak, peluang mereka mendapatkan buku itu semakin besar.
“Apa kalian menemukannya?” tanya Reno seraya duduk di lantai karena kelelahan.