Kembali Wisuda 436 Mahasiswa UIN Alauddin, Rektor: Jadilah Alumni yang Memiliki Jati Diri

FAJARPENDIDIKAN.co.id – UIN Alauddin Makassar kembali menggelar wisuda Angkatan 87 periode September gelombang kedua yang dibuka secara resmi oleh Ketua Senat UIN Alauddin Makassar Prof Qadir Gassing dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa di Sultan Alauddin Hotel and Convention,Rabu (22/09).

Sebanyak 436 dari total 881 wisudawan periode September 2020 mengikuti prosesi wisuda tersebut, terdiri dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 120 orang, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 130 orang, Fakultas Sains dan Teknologi 96 orang dan Program Pasca Sarjana 90 orang.

Rektor UIN Alauddin dalam pesan-pesan al-jami’ahnya mengatakan pelaksanaan wisuda daring memiliki hikmah luar biasa, apabila di masa-masa sebelum pandemi yang memindahkan tali jambul toga wisudawan adalah Rektor, maka dalam wisuda daring yang melakukan itu adalah para orang tua.

“Kehadiran orang tua menjadi bukti atas kuasa anak-anaknya, orang tua menjadi bukti keberhasilan mereka dalam mendampingi, memandu dan memastikan anak-anaknya dapat menyelesaikan studinya,” tutur Guru Besar Sosiologi UIN Alauddin tersebut.

Prof Hamdan berharap para alumni dapat menjadi manusia yang memiliki jati diri, yakni sosok yang berkarakter, berintegritas, yang dalam tradisi lokal disebut sosok yang taro ada taro gau, sosok yang berani berbuat dan berani bertanggungjawab, sosok yang rendah hati sehingga mampu diterima baik di tengah-tengah masyarakat setelah sekian tahun menempuh perjalanan akademik di UIN Alauddin Makassar.

Baca Juga:  Mengapa Pekerjaan Farmasi Sangat Penting untuk Masa Depan Kesehatan

Sebaliknya, Prof Hamdan melanjutkan, agar para alumni tidak menjadi sosok yang rendah diri, yang tidak memiliki kepercayaan diri sehingga membuatnya tidak bisa hidup dalam iklim kompetisi dan sulit memasuki dunia kolaborasi.

Tidakpula menjadi sosok yang angkuh dan arogan, karena menurutnya, tidak jarang produk-produk lembaga pendidikan mempraktekkan arogansi, khususnya arogansi intelektual.

“Orang yang sombong itu mempraktekkan bencana kemanusiaan, karena orang sombong sering egois, orang egois pasti ingin menang sendiri, orang yang selalu ingin menang sendiri tidak bisa bekerjasama, orang-orang seperti ini tidak bisa hidup di tengah masyarakat,” tandas Rektor yang baru menjabat satu tahun itu.

Baca Juga:  10 Langkah Kunci dalam Pengadaan Sediaan Farmasi di Apotek

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Prof Muhammad Ali Ramadhani menyampaikan selamat atas keberhasilan para wisudawan dalam menyelasaikan studinya, beserta seluruh orang tua dan keluarga. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan pegawai atas keikhlasan dan kesungguhannya dalam membimbing dan melayani para mahasiswa hingga hari ini mereka dapat di wisuda.

- Iklan -

Prof Muhammad Ali berpesan agar gelar akademik yang telah diraih para wisudawan dapat lebih memiliki makna dan fungsi daripada sekadar legitimasi dalam persoalan-persoalan formal.

Baginya, gelar itu akan memiliki makna dan fungsi yang luas jika para wisudawan dapat menampilkan sikap, perilaku dan akhlak yang menggambarkan kecendekiaan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

“Bangunlah pribadi anda di atas landasan kebaikan, karena kebaikan adalah satu-satunya bentuk ilmu yang tak pernah menua, cerdas dalam berpikir, santun dalam bertindak, lugas dalm bekerja dan berani dalam kebenaran adalah ciri kecendekiaan yang sangat indah,” pungkas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut.(*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU