Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek bersama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BSNP) akan meluncurkan pendirian 10 Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai rintisan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Diungkapkan Seru Pasinggi, Analis Kurikulum pada Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, bahwa selama ini penyandang disabilitas mengalami kendala sertifikat keahlian untuk mendapatkan pekerjaan.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek bekerja sama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membuat Standar Kompetensi Kerja Khusus bagi Penyandang Disabilitas (SK3PD).
Selanjutnya, Kemendikbudristek bersama BNSP telah menyusun sejumlah Skema Sertifikasi Kompetensi yang akan digunakan oleh 10 LSP sesuai bidang keahlian yang dimiliki penyandang disabilitas.
“Ujian tersebut untuk menentukan perolehan sertifikat. Jika dia dinyatakan belum kompeten maka akan mengulang lagi pada ujian berikutnya, tetapi jika telah mendapatkan predikat kompeten maka akan dikeluarkan sertifikatnya,” ujar Seru dalam jumpa pers “Karya Tanpa Batas” di Jakarta, Jumat (16/12). Hingga saat ini, lanjut Seru, sebanyak 47 calon asesor pada 10 LSP telah mendapatkan bimbingan teknis dari BSNP.
“Semoga apa yang kita lakukan ini bisa membuat anak-anak kita lebih terpacu dalam proses berlatih untuk bekerja, dan nantinya di dalam dunia kerja akan bisa bersaing dengan anak-anak yang bukan penyandang disabilitas,” harap Seru.
Sepuluh SLB tersebut adalah SLB Negeri 1 Jakarta, LSP-P1 Bidang Keterampilan Percetakan Sablon; SLB Negeri Prof Dr Sri Soedewi Masjchun Sofwan SH Jambi, LSP-P1 Bidang Keterampilan Tata Kecantikan; SLB Negeri Pembina Lawang Jawa Timur, LSP-P1 Bidang Keterampilan Tata Graha;
SLB Kartini Batam, LSP-P1 Bidang Keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); Sekolah Khusus Negeri 02 Serang Banten, LSP-P1 Bidang Keterampilan Suvenir; SLB Negeri Pembina Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, LSP-P1 Bidang Keterampilan Tata Busana;
SLB Negeri Halmahera Barat, LSP-P1 Bidang Keterampilan Perbengkelan Sepeda Motor; SLB Negeri Cicendo, LSP-P1 Bidang Keterampilan Tata Boga; SLB Negeri Semarang, LSP-P1 Bidang Keterampilan Seni Membatik; dan SLB Negeri Pembina Provinsi Kalimantan Timur, LSP-P1 Bidang Keterampilan Budidaya Tanaman Hortikultura.
Dokumen SK3PD dan Skema Sertifikasi Komptensi terkait hal ini dapat diunduh di laman Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, di https://pmpk.kemdikbud.go.id.
Sementara itu, Deputi Kewirausahaan KemekopUKM, Siti Azizah menjelaskan ada dua hal yang akan dilakukan KemenkopUKM dalam puncak peringatan Hari Disabilitas Inetrnasional.
“Pertama yaitu akte pendirian Koperasi Tangguh Berdikari Indonesia. Dengan pendirian koperasi ini teman-teman dari Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) dapat mengembangkan semua kemampuan penyandang disabilitas untuk mengembangkan usahanya,” tutur Azizah.
Kedua, lanjut Azizah, KemenkopUKM akan memberikan sertifikat tanda Lembaga Inkubator Bisnis Perempuan Tangguh Indonesia. Inkubator dibentuk untuk mengembangkan wirausaha yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan. Demikian pula untuk penyandang disabilitas, diharapkan juga akan menjadi wirausaha yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan.
Berbagai kegiatan diselenggarakan dalam rangkaian acara “Karya Tanpa Batas”, seperti lomba gambar yang telah dilaksanakan sejak awal Desember dan beberapa lokakarya yang akan diselenggarakan pada 20 Desember 2022, seperti lokakarya digital, kecantikan, mode, kuliner, hingga pembekalan wirausaha melalui perdagangan elektronik (electronic commerce).
“Tujuannya adalah untuk melibatkan dan memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan penyandang disabilitas dalam kewirausahaan sehingga mereka dapat memasarkan produk-produknya melalui digital,” terang Suzana, Anggota Sosial Bidang 3 OASE-KIM.
Selain itu, penghargaan juga akan diberikan kepada penyandang disabilitas inspiratif dan berprestasi. Gelar “Karya Tanpa Batas” dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 dan diikuti oleh 350 orang penyandang disabilitas.
Acara yang akan diselenggarakan rutin di bulan Desember setiap tahunnya ini diharapkan akan mendorong serta memantau peningkatan partisipasi penyandang disabiltas dalam wirausaha. “Kegiatan ini juga sebagai bukti bahwa negara hadir bersama mereka tanpa adanya diskriminasi,” tutur Suzana. (*)