Kemendikbudristek – UNICEF Luncurkan Modul Remaja Sehat Jiwa Raga

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), meluncurkan Modul Guru Belajar dan Berbagi Seri Remaja Sehat Jiwa dan Raga untuk guru SMP, SMA, dan SMK, Senin (31/10). Modul ini hadir untuk menjawab beragam permasalahan kompleks yang terjadi di kalangan remaja terkait dengan isu pubertas, gizi, kebersihan, kesehatan, dan keamanan berinternet dan interaksi sosial.

Bekerja sama UNICEF, Kemendikbudristek mengembangkan modul ini sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan terkait dengan remaja tersebut. Modul ini merupakan gabungan dari materi yang berkaitan dengan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) dan Gizi Remaja yang dirancang dalam 37 pertemuan. Tujuannya untuk dapat meningkatkan pengetahuan guru mengenai PKH dan gizi pada remaja.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt) Dirjen GTK, Nunuk Suryani dalam sambutannya mengungkapkan, permasalahan kesehatan remaja dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan proses pembelajaran. Sehingga penting bagi remaja untuk mengetahui isu-isu seputar kesehatan termasuk persoalan reproduksi, pubertas, gizi, dan isu lainnya.

- Iklan -

“Sekolah dan tenaga kependidikan berperan penting untuk mengatasi  dan menginformasikan seputar permasalahan kesehatan dan gizi bagi remaja. Penting untuk membekali tenaga pendidikan dengan pengetahuan dan metode untuk mendorong peserta didik untuk mengetahui perilaku sehat dengan berprikir kritis untuk mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk tubuh dan hidup mereka,” terang Nunuk dilansir dari laman Kemdikbudristek.

Nunuk menjelaskan bahwa Modul Pendidikan Keterampilan Hidup ini adalah bentuk dukungan dalam mendorong pendidik dan peserta didik untuk mengambil keputusan tepat dalam hidup mereka.

Baca Juga:  Jaga Kebhinekaan Penting Dilakukan Media Massa Jelang Pilkada

Sementara itu, modul Gizi Remaja berisi informasi bagaimana tenaga pendidikan dapat mendorong peserta didik dalam menerapkan pola makan dengan gizi seimbang dengan cara yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat tumbuh sehat dan berprestasi di sekolah.

- Iklan -

“Dalam modul ini, tenaga pendidik akan diajarkan cara menumbuhkan karakter positif bagi peserta didik, seperti akhlak mulia, toleransi, kolaborasi, berbagi, menghasilkan gagasan orisinil, dan lain-lain. Modul ini sekaligus diharapkan mampu menjawab tantangan dalam pemerataan pendidikan,” kata Nunuk lebih lanjut.

Menurut Dirjen Nunuk, gizi pada remaja memainkan peran penting dalam siklus kehidupan manusia. untuk itulah intervensi gizi harus dimulai sedini mungkin. Namun, kehidupan remaja tidak hanya berpusat pada gizi saja, tantangan yang dihadapi remaja saat ini dapat berupa pergaulan, kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kasus pernikahan dini, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, modul ini hadir sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas hidup remaja Indonesia.

Chief of Nutrition UNICEF Indonesia, Jee Hyun Rah, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa modul ini, khususnya mengenai Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH), hadir dan disesuaikan untuk mendukung pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila sebagaimana tujuan dari konsep besar Merdeka Belajar.

- Iklan -

“PKH telah sering dipromosikan oleh UNICEF Indonesia untuk membekali remaja dengan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola risiko dan mengambil keputusan berdasarkan informasi mengenai hidup mereka,” kata Jee.

Baca Juga:  Zulmansyah Sekedang Dkk Dukung Dewan Pers, HCB Melawan

Jee juga mengungkapkan bahwa program ini mendukung remaja dan orang muda dalam mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi.

“Melalui modul ini remaja dan orang muda juga akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang komprehensif mengenai topik-topik penting tentang higiene, kesetaraan gender, keamanan berinternet, dan perundungan,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan bahwa UNICEF Indonesia selama ini telah mendukung pemerintah dalam mendesain dan mengimplementasikan Program Gizi Remaja sejak tahun 2017. Program yang dikenal dengan Aksi Bergizi tersebut telah dinyatakan sebagi program nasional sejak tahun 2020 melalui Surat Keputusan Bersama yang dikeluarkan oleh empat kementerian, termasuk Kemendikbudristek, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Program Aksi Bergizi membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mempromosikan serta mempraktikkan perilaku gizi positif dan gaya hidup sehat. Sebagai bagian dari upaya tersebut, UNICEF mendukung peningkatan kapasitas penyedia layanan untuk mengimplementasikan Program Aksi Bergizi,” terang Jee.

Dalam penerapannya, Modul Pembelajaran Gizi Remaja dikembangkan melalui Platform Guru Belajar dan Berbagi, dan didesain untuk meningkatkan pengetahuan tenaga pendidik dan penyedia jasa lainnya mengenai pentingnya gizi bagi remaja laki-laki dan perempuan yang meliputi topik pencegahan anemia, gizi seimbang, aktivitas sehat, makanan sehat dan tidak sehat, kantin sehat, serta pencegahan penyakit tidak menular. (*)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU