Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali membuka kesempatan bagi perguruan tinggi bereputasi di Indonesia untuk mengambil bagian dalam Program World Class Professor (WCP) tahun 2019. Untuk mendorong partisipasi sivitas akademika Unhas, Kemenristekdikti melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek menyelenggarakan sosialisasi, yang berlangsung pada Kamis, 18 Juli 2019, bertempat di Ruang Rapat Senat, Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerjasama, Prof dr Muh Nasrum Massi, Ph.D. Sosialisasi langsung dibawakan oleh Direktur Karier dan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Direktorat Jenderal Sumber Daya Ipteks, Kemenristekdikti, Prof Dr Bunyamin Maftuh, M Pd., MA.
Peserta sosialisasi adalah para dosen dan guru besar dari seluruh fakultas yang ada di Unhas.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan menjelaskan bahwa kegiatan sosisalisasi ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan Informasi terkait program-program yang ditawarkan oleh Kemenristekdikti. Sivitas akademik Unhas yang tertarik bisa segera mempersiapkan diri sejak dini.
“Banyak yang bilang kalau informasi yang diterima sedikit, jumlah yang diterima juga sedikit. Dengan ini, mari kita sama-sama evaluasi apa yang kurang jadi kita bisa sama-sama perbaiki. Ini juga kan supaya kita bisa mencoba hal yang baru supaya bisa menghasilkan karya yang semakin baik kedepannya,” kata Prof Nasrum.
Dalam paparannya, Prof Bunyamin menjelaskan program-program Kemenristekdikti, terutama WCP. Tujuan program ini adalah memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi untuk berinteraksi dengan institusi dan profesor berkelas dunia. Selain itu, juga untuk meningkatkan kinerja, terutama produktivitas riset, para akademisi, serta meningkatkan peringkat perguruan tinggi dalam atau menuju QS World University Ranking 500 terbaik dunia.
“Syarat yang dibutuhkan bagi suatu perguruan tinggi agar dapat mengambil bagian dalam program ini antara lain adalah telah memiliki akreditasi institusi A dan telah masuk dalam daftar QS World University Ranking. Selain itu, program yang diusulkan juga merupakan bagian dari rencana strategis perguruan tinggi tersebut,” kata Prof. Bunyamin.
Unhas secara aktual telah memiliki persyaratan tersebut. Dari aspek akreditasi, Unhas telah dua kali berturut-turut memperoleh Akreditasi Institusi A (unggul) sejak tahun 2013, yang kembali mendapatkan akreditasi institusi yang sama pada tahun 2018. Dalam ranking QS WUR, Unhas kini berada pada peringkat 401-450 untuk regional Asia.
Prof. Bunyamin selanjutnya menjelaskan secara detail mengenai skema-skema apa yang ada dalam WCP, syarat dan kewajiban tim pelaksana, syarat profesor yang diundang, durasi dan target kegiatan.
“Professor dari skema A yang diundang, minimal memiliki h-index Scopus di atas 20 untuk bidang sains dan teknologi, dan di atas 15 untuk bidang sosial humaniora. Jabatan minimal setara Associate Professor, namun dimungkinkan Profesor emeritus dan juga Profesor Diaspora Indonesia,” kata Prof. Bunyamin.
Di akhir acara yang ditutup pukul 11.30 ini, Prof. Bunyamin berharap Unhas dapat berpartisipasi dengan memasukan proposal WCP sesuai panduan yang dapat didownload pada website Kemenristekdikti. (FP/*)