Kemerosotan Moral Kalangan Pelajar di Era Pandemi Covid-19

Penulis: Ni Putu Widyantari Darma Putri

Sistem pembelajaran daring ini memang menjadi penyelesaian terhadap situasi pandemi ini. Tidak hanya menjadi sebuah penyelesaian, pembelajaran daring memunculkan permasalahan baru yang berdampak buruk. Contoh dampak dari kemerosotan moral ini adalah pergaulan bebas, hingga menikah muda dan maraknya penggunaan narkoba. Karena dengan tidak adanya moral, etika, serta nilai agama yang dimiliki oleh pelajar sebagai pedoman dalam bertindak, menyebabkan mudah terhasut oleh pergaulan bebas yang menjerat ke banyak hal negatif.

Banyaknya kasus-kasus negatif yang terjadi saat ini, tidak sedikit oknumnya berasal dari kalangan pelajar bawah umur. Moral, adab dan ilmu agama yang minim dimiliki oleh kalangan pelajar serta pergaulan bebas yang terjalin antar teman sebaya tidak sesuai dengan norma-norma sosial masyarakat, mengakibatkan pelajar suka bertindak di luar akal sehat.

Berbagai kasus negatif yang ada saat ini menunjukan fakta bahwa generasi muda sedang berada di ambang kehancuran, karena merosotnya moral generasi muda yang seharusnya menjadi generasi penerus bangga yang memiliki adab serta menanamkan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.

Salah satu kasus yang membuktikan bahwa kemerosotan moral di kalangan remaja adalah masalah yang genting yaitu maraknya pelecehan terhadap guru. Ini adalah kasus yang saya sering lihat akhir-akhir ini, tidak hanya di kehidupan nyata tapi di media sosial juga. Seperti contohnya memvideokan bokong guru perempuan saat mengajar dan mempostingnya di media sosial, mungkin kasus ini tidak banyak tercatat di artikel berita luaran sana, tetapi kasus ini memang nyata adanya disalah satu sekolah di daerah saya.

Mengatasi permasalahan yang sudah tidak terkontrol ini, segala upaya dilakukan Pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa terutama dari segi Pendidikan karakter. Melalui tenaga pendidik, Pemerintah berupaya menerapkan Pendidikan karakter yang dimasukan kedalam kurikulum pendidikan. Dengan harapan bahwa Pendidikan karakter yang diterapkan dapat menjadi solusi untuk menumbuhkan sikap yang baik dari peserta didik, keterampilan literasi, berpikir kritis serta kreatif walaupun belajar dari rumah.

Selain Pendidikan karakter, penanaman nilai-nilai Pancasila dalam penerapan kehidupan sehari-hari diharapkan mampu menumbuhkan sikap positif untuk berbagai permasalahan yang ada. Penerapan nilai-nilai Pancasila serta Pendidikan karakter sangatlah penting untuk diimplementasikan agar terbentuknya generasi muda yang berkarakter. Sehingga generasi muda yang nantinya menjadi penerus bangsa mampu terjun ke lapangan dengan memiliki adab, sopan santun, serta moral dan etika.

Di sekolah saya, tidak hanya Pendidikan karakter, dan penanaman nilai Pancasila saja, tetapi juga menerapkan “Profil Pelajar Pancasila” yang terdiri dari Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong, dan kreatif. Melalui profil pelajar Pancasila diharapkan pelajar mampu memiliki akhlak yang mulia terhadap diri sendiri, manusia lainnya, alam, dan negara. Serta tetap mempertahankan budaya luhur seperti sopan santun dan tetap terbuka dengan kebudayaan luar.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU