Kenalan Dengan Rapid Test Buatan Anak Bangsa, Akurasinya Hingga 96 Persen

Indonesia telah mampu memproduksi alat rapid test sendiri yang dinamakan RI-GHA.

FAJARPENDIDIKAN.co.id- Kini, dengan adanya RI-GHA Covid-19 Rapid Diagnostic Test IgG/IgM yang telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 19 Mei lalu, penuntasan pandemi diyakini bakal lebih cepat.

Ternyata, rapid test inovasi dalam negeri ini memiliki beberapa keunggulan mulai dari hasil tes hingga harga yang murah. Yuk, simak rangkuman fakta-fakta RI-GHA, rapid test buatan dalam negeri dihimpun dari suaracom.

Diinisiasi Dalam Waktu 2 Bulan

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan, butuh waktu 2 bulan saja bagi Kemenristek, khususnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyusun prototipe hingga benar-benar memfinalkan produk tersebut, tentunya dengan bantuan mitra produksi.

Bekerjasama dengan 2 Mitra Usaha

Baca Juga:  Surat AHU PWI Diblokir, Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing

Adapun saat ini, Kemenristek telah memiliki 2 mitra usaha produksi rapid test yaitu Hepatika Mataram dan Laboratorium Prodio. Ke depannya, pihaknya akan mencari mitra tambahan untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi RI-GHA.

“Apalagi tadi seperti yang disampaikan Pak Menko PMK, Pak Presiden sudah menginstruksikan untuk menyetop impor produk terkait Covid-19 yang bisa diproduksi di dalam negeri,” imbuh Bambang.

Hasil keluar 15 Menit

Bambang menyatakan, salah satu keunggulan RI-GHA ialah hasil tes keluar hanya dalam waktu 15 menit saja.

- Iklan -

Akurasi tinggi

Tak cuma itu, alat rapid test ini memiliki desain yang lugas dan praktis serta dapat digunakan untuk menguji sampel darah kapiler, serum, plasma atau whole blood untuk mendeteksi OTG, ODP, PDP dan pasca infeksi.

Baca Juga:  Microsoft Investasi 27,6 Triliun untuk AI di Indonesia

Level spesifitasnya sendiri mencapai 96 persen dan level sensivitasnya mencapai 98 persen.

Harga Murah

Rapid test ini dijual per boks. Dengan rincian, 20 kaset tes cepat, 20 pipet tetes dan 1 botol buffer untuk 20 tes. Harganya disebutkan sebesar Rp 75 ribu per tes.

Bakal diproduksi 600 Ribu

Kemenrinstek menargetkan, pihaknya akan memproduksi 400 ribu rapid test kit bulan Agustus mendatang.

Hal itu dilakukan guna mempercepat pemenuhan kebutuhan rapid test dalam negeri. Adapun untuk bulan ini, produksi rapid test kit dalam negeri ditargetkan mencapai 200 ribu unit. “Besaran produksi kami target 200 ribu bulan ini, bulan depan 400 ribu,” kata Bambang. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU