Kenali Ciri Anak Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya

Perkembangan bahasa dan komunikasi pada setiap anak bervariasi. Dalam perjalanan membantu anak yang terlambat bicara, komunikasi yang positif dan penuh kasih sayang sangatlah krusial. Aktivitas seperti bermain, membaca, dan berbicara sehari-hari dapat merangsang kemampuan berbicara mereka.

Umumnya, anak berusia 2 tahun dapat mengucapkan sekitar 50 kata dan mulai berbicara dalam kalimat 2-3 kata, meskipun struktur kalimatnya mungkin belum sepenuhnya jelas. Contoh kalimat yang umum adalah “sini yuk” atau “mau mam mi” (mau makan mie).

Proses untuk mencapai kemampuan berkomunikasi yang baik memang membutuhkan waktu. Namun, anak-anak dengan speech delay menunjukkan keterlambatan dibandingkan teman sebaya mereka.

Berikut adalah tanda-tanda anak mengalami keterlambatan bicara:

  • Usia 12 Bulan: Tidak menunjukkan babbling, tidak menunjuk benda, atau tidak mengikuti gerakan orang tua/pengasuh.
  • Usia 15 Bulan: Belum dapat menunjuk minimal 5 objek atau mengucapkan minimal 3 kata.
  • Usia 18 Bulan: Tidak mampu mengikuti satu instruksi dan tidak mengucapkan frasa berulang seperti “ma-ma”, “pa-pa”, atau “du-du”.
  • Usia 2 Tahun: Tidak dapat menunjuk gambar atau anggota tubuh yang disebutkan, serta tidak mengucapkan minimal 25 kata.
  • Usia 2,5 Tahun: Tidak merespons secara verbal atau melalui gerakan (seperti mengangguk) dan tidak mampu mengombinasikan minimal dua kata.
  • Usia 3 Tahun: Tidak memahami dan mengikuti instruksi, tidak mengucapkan minimal 200 kata, tidak dapat mengungkapkan keinginan, dan sering mengulang kalimat sebagai respons terhadap pertanyaan.
Baca Juga:  Tren Labubu, Ini 7 Manfaat Bermain Boneka untuk Anak

Cara Mengatasi Anak yang Terlambat Bicara

Setelah mengenali ciri-ciri di atas, berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu anak yang mengalami keterlambatan bicara:

  • Perhatikan Gerakan Tangan Anak: Anak usia 1 tahun mungkin sudah mengenali banyak kata meskipun belum dapat mengatakannya. Cobalah untuk memahami maksud gerak-geriknya. Misalnya, jika anak menunjuk sesuatu, bantu mereka dengan memberikan nama objek tersebut, seperti “Yang hijau itu namanya apel, adik mau makan ini?”.
  • Gunakan Kosakata yang Tepat: Anak mungkin menggunakan bahasa mereka sendiri (baby talk). Ajarkan kosakata yang benar, seperti mengganti “mamam” dengan “makan” atau “mikcucu” dengan “minum susu”. Hindari menggunakan bahasa mereka agar mereka belajar dengan benar.
  • Sering Bertanya dan Ajak Anak Berbicara: Ajak anak untuk bercerita atau berdiskusi. Tanyakan pendapat mereka, seperti, “Mama suka bola yang warna merah, kalau kakak suka yang mana?”. Dorong mereka untuk berbicara meskipun perlu menunggu.
  • Selalu Respon Ucapan Anak: Merespons ucapan anak tanpa menggurui sangat penting. Jika mereka salah menyebutkan sesuatu, coba benarkan dengan lembut. Misalnya, jika mereka mengatakan “demam”, mungkin maksudnya “damai”.
  • Kurangi Waktu Layar: Batasi waktu yang dihabiskan anak di depan layar sesuai rekomendasi IDAI. Alihkan perhatian mereka dengan aktivitas lain, seperti bermain pretend play atau berjalan-jalan.
Baca Juga:  Ini Jenis Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Keterlambatan bicara tidak selalu berarti ada masalah serius dalam perkembangan anak. Namun, jika ada indikasi yang mengkhawatirkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak, spesialis THT, psikolog, dan terapis untuk pendekatan yang lebih komprehensif. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU