Kenali Gejala Kista Ovarium dan Begini Pengobatannya

Kista Ovarium adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di dalam atau pada permukaan ovarium. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita usia reproduksi, sekitar 20 hingga 40 tahun. Kista ovarium bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan hormonal, endometriosis, kehamilan, atau infeksi panggul.

Mari kita pelajari lebih lanjut tentang kista ovarium dalam artikel berikut ini!

Gejala Kista Ovarium

Kebanyakan wanita tidak menyadari keberadaan kista ovarium, namun jika menimbulkan gejala, umumnya berupa nyeri di perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini dapat disebabkan oleh pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang cepat, perdarahan dalam kista, atau tangkai kista yang terpelintir.

Gejala Umum

  • Menstruasi yang tidak teratur atau abnormal
  • Absen menstruasi setelah periode normal
  • Jerawat parah
  • Penyusutan ukuran payudara
  • Perkembangan karakteristik pria seperti pertumbuhan rambut tubuh, suara yang menjadi lebih dalam, atau pembesaran klitoris

Gejala Tanda Bahaya

  • Nyeri disertai demam dan muntah
  • Nyeri perut tiba-tiba dan parah
  • Pingsan, pusing, atau kelemahan
  • Napas cepat

Gejala-gejala ini bisa menandakan bahwa kista telah pecah, yang dapat menyebabkan pendarahan hebat.

Baca Juga:  Kulit Lemon Bermanfaat untuk Kesehatan

Diagnosis Kista Ovarium

Jika Anda mengalami gejala yang mungkin menunjukkan kista ovarium, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan panggul untuk merasakan adanya pembengkakan pada ovarium. Jika kista terdeteksi, beberapa tes berikut mungkin diperlukan untuk merencanakan pengobatan:

Pemeriksaan USG: Kista sering ditemukan secara tidak sengaja melalui pemeriksaan USG. USG digunakan untuk menilai ukuran, jumlah, dan isi kista serta mendeteksi komplikasi yang mungkin ada.
Tes Darah: Meliputi tes kehamilan (serum HCG), pemeriksaan kadar prolaktin, dan tes fungsi tiroid.
MRI dan CT Scan: Digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kista.
Biopsi: Untuk menganalisis jaringan kista di laboratorium patologi.

Pengobatan Kista Ovarium

Kista Jinak Kecil: Jika kista jinak dengan diameter kurang dari 5 cm, umumnya tidak memerlukan penanganan medis khusus. Kista pada wanita usia subur biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 1 hingga 3 bulan. Meskipun beberapa kista mungkin pecah, ini seringkali tidak menimbulkan gejala signifikan.

Pemantauan: Penting untuk memantau perkembangan kista selama beberapa siklus menstruasi. Jika kista tidak menimbulkan masalah, bisa jadi tidak perlu intervensi medis karena kista mungkin akan mengecil dengan sendirinya.

Baca Juga:  4 Cara Mencegah Karies Gigi Secara Alami

Pengujian Lanjutan: Jika terdapat kemungkinan kista berkembang menjadi kanker, dokter akan mengirimkan jaringan kista ke laboratorium patologi untuk analisis lebih lanjut.

- Iklan -

Operasi: Jika kista membesar (diameter lebih dari 7 cm) dan menimbulkan keluhan atau dapat memengaruhi kesuburan, tindakan operasi mungkin diperlukan:

Laparoskopi: Digunakan untuk kista yang lebih kecil. Metode ini adalah teknik bedah minimal invasif yang memungkinkan pengangkatan kista sembari mempertahankan sel telur, cocok untuk wanita yang belum memiliki keturunan atau mengalami masalah kesuburan.

Laparotomi: Dilakukan melalui sayatan yang lebih besar di perut, terutama jika kista dicurigai bersifat kanker.

Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup yang sehat sangat penting. Menjaga berat badan ideal dengan diet sehat dapat membantu mengurangi kadar insulin dalam darah dan risiko diabetes melitus, yang sering dikaitkan dengan kista ovarium. Jika Anda mengalami keluhan terkait organ kandungan, segeralah periksakan diri ke dokter spesialis kandungan.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU