Kenapa Umat Muslim Harus Marah Ketika Rasulullah SAW Dihina? Berikut penjelasannya. Baginda Rasul sudah dikenal umat muslim, jauh sebelum dilahirkan. Bahkan nama beliau sudah ada sebelum Nabi Adam AS diciptakan dan menjadi kekasih Allah SWT paling utama.
Bagaimana tidak, karena hanya namanya yang dengan amat mulia berdampingan dengan nama Allah SWT dalam untaian kalimat syahadatain. ”Asyhadu Anla Ilaaha IllaalLaah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”.
Adakah nama lain, selain nama Muhammad SAW yang berdampingan dengan nama Allah? Tidak ada. Sungguh mulia Nabi Muhammad dan sungguh berperbawa nama dan sosoknya yang ma’shum.
Kenapa kita harus membela? Karena melalui beberapa haditsnya, beliau memang telah menakdirkan umat muslim untuk posisi tersebut. Pernah sekali waktu Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya.
Suatu saat kelak Beliau akan sangat menantikan saat-saat pertemuan dengan para kekasihnya. Para sahabat bertanya, siapa gerangan para kekasihnya itu? Bukankah beliau-beliau adalah para sahabat terdekat Rasulullah? Baginda Rasul dengan senyum mengembang menjawab; “kekasihku adalah orang-orang Islam yang datang setelahku, yang tidak pernah bertemu denganku tetapi mereka mengikuti jejakku.
Sedang kalian adalah para sahabatku.” Maka hal ini terbukti benar dengan syariat yang dibawanya. Tak ada satu pun dari sunnah Rasul yang menjauhkan umat Islam dari dekapan cinta kasih Nabi Muhammad. Dalam memberikan syafa’at setelah diizinkan Allah SWT, beliau peruntukkan bagi ummatnya, bahkan bagi mereka yang melakukan dosa-dosa.
Hingga kini, sejak pertama risalahnya turun ke dunia, tak terbilang berapa kali kita menyebut-nyebut namanya sebagai bukti nyata kecintaan kita kepada Baginda Rasul. Kalau jumlah umat Islam saat ini, minimal, 1 miliar saja, maka dalam sehari semalam nama Muhammad SAW akan berkumandang tak kurang dari 25 miliar kali. Itu pun kalau dalam sekali shalat kita menyebutnya 5 kali dalam lima kali tahiyyat ula.
Kalau dua tahiyyat? Kalau ditambah dengan shalat-shalat sunnah dan rawatib lainnya? Kalau ditambah pula dengan bacaan shalawat kepadanya? Lalu, siapakah yang mampu menyamai Baginda Rasul, hanya dalam persoalan penyebutan nama saja? Tak akan ada seorang pun di kolong langit ini yang namanya paling banyak disebut kecuali Baginda Rasul Muhammad SAW.
Tetapi, rahmah yang melekat pada diri Baginda Rasul, tetap tak lekang meski abad sudah berlari jauh, hatta terhadap mereka yang menggambar sosoknya dengan cara tidak adil sekalipun. Terhadap mereka yang tidak pernah mengenal Nabi Ummy ini, Rasulullah tetap memberikan keberkahan.