“Kenapa gajimu minggu ini besar sekali, ini lebih dari dua kali lipatnya?”. Sahut istriku sambil merautkan muka yang mengerucut keheranan. Aku mengerti mengapa ia selalu kaget jika mendapatkan uang lebih banyak seperti ini.
Ia tidak ingin uangnya dilebihkan dari hasil usaha yang tidak jelas, apalagi ia tahu tentang aku yang senang dengan merumuskan kode alam atau memutarkan spin di dalam website-website.
“Aku akan menjawabnya”. Dengan lanjut ku menceritakan kejadian pemberhentian semua pekerja, dan toko yang menghadapi kebangkrutan karena pandemi covid di tahun 2021 ini.
Dia menyimak baik ceritaku, untung saja anak-anak sedang bermain di teras halaman rumah. Jadi tidak melihat ibunya meneteskan sedikit air mata yang jatuh. Aku sangat bersyukur
mendapatkan kesabarannya dalam menghadapi hidup sebagai keluarga yang serba kurang dengan kontrakan seadanya. Tapi, seorang ayah mestilah tegar dan kuat, mampu meredam tangis dan kecewa, menebarkan senyum kepada keluarga.
Sambil menyeduhkan kopi di tengah rumah bersama istri yang sedang terdiam memangu wajah masam, aku masih santai mengaduk kopi untuk kucicipi sedikit dan perlahan. Sampai saat istriku terdiam dan berpasrah kepada keputusanku selanjutnya.
Dengan apa yang diingatnya bahwa untuk memiliki pekerjaan ini sebelumnya tidaklah mudah. Kita sudah pernah lebih berat menerjang ombak kehidupan, terjun dan terbang menghadapi masalah uang yang hanya seperak-perak saja.
Aku teringat sebelum si bungsu lahir, waktu masih ada satu anak saja dalam keluarga dan aku menyayanginya lebih dari apa pun. Saat pagi tiba aku segera bergegas pergi dengan selendang gitar, topi lusuh dan kemeja hitam yang sudah berubah warna menjadi abu tua.
Seperti biasa rokok ditangan dan bibir yang basah menemani langkah awal perjalanan konser kampung menjajal setiap rumah warga sekitar. Waktu itu tidak sendiri, aku pergi berdua dengan rekanku si Apey.
Jarak target lokasi dan rumah cukup jauh kami tempuh. Perlu semangat dan perjuangan lebih untuk mendapat kampung yang ramai dan senang berbagi.
Namun, semangat yang lebih tidak mudah kami dapatkan, perlu tegukan botol hangat yang men-support perjalanan kami di hari ini. Kami menyebutnya ini sebagai modal untuk pulang mendapatkan untung yang lebih besar.
Waktu yang sangat istimewa di hari itu, kami mendapat sambutan hangat untuk menembangkan beberapa lagu, aku dibagian gitar dan si Apey penabuh tam-tam.