Rangkaian kegiatan dalam menyambut Dies Natalis Ke-40 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali menghadirkan Alumni FKM Unhas yang telah sukses dalam karirnya.
Dalam Talkshow Ngobrol Bareng Alumni Seri-6 yang dilaksanakan hari Jumat, 28 Oktober 2022, menghadirkan alumni yang saat ini berkiprah di Dinas Kesehatan yaitu Abdul Madjid Dano, SKM MPH yang akrab dipanggil Ka’ Dano, saat ini ia menjabat sebagai Kepala Dinas Kabupaten Tidore.
Hairul Muslimin, SKM MTr Adm Kes, yang akrab dipanggil Ka’ Irul, saat ini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Baebunta, Luwu Timur.
Jaya, SKM yang saat ini sedang melanjutkan kuliah S2 di FKM Unhas namun sebelumnya menjabat sebagai Kepala Puskesmas Ranai.
Talkshow dipandu oleh Host Dewi Rizky Nurmala, SKM, M.Kes.
Dano yang pertama kali ditanya oleh Host mengungkapkan bahwa ia masuk di FKM Unhas melalui jalur PMDK.
Sejak SMA mau masuk ke wilayah Kesehatan, setelah melihat beberapa Fakultas, ia menjadikan FKM sebagai pilihan pertama.
Irul, sendiri, masuk melalui jalur UMPTN, dan memilih FKM sebagai pilihan pertama.
Kala itu, ia memperoleh informasi bahwa kalau masuk di FKM, akan menjadi Kepala Puskesmas.
“Inilah yang menjadi doa dalam hati, dan kemudian diijabah oleh Allah SWT,” katanya.
Hingga saat ini ia sudah menjadi Kepala Puskesmas selama 12 tahun.
Lain lagi dengan cerita yang disampaikan oleh Jaya, yang mengungkapkan bahwa FKM merupakan pilihan pertama dari keluarganya dan akhirnya menjadi fakultas yang memberikan banyak kesuksesan kepadanya.
Diskusi kemudian dilanjutkan dengan perjalanan karir dari ke-3 Alumni.
Dano memulai perjalanan karir sebagai staf di Perencanaan dan Anggaran di Dinas Provinsi Maluku Utara.
Beberapa kali perpindahan jabatan, hingga kemudian hingga kemudian akhirnya Bupati di Tidore memintanya untuk mengabdi kembali ke kampung halamannya di Tidore.
Salah satu pesan yang cukup berkesan dari Prof Atja, salah satu dosen di FKM Unhas, diungkapkan oleh Dano.
“Sesuatu yang bisa dilakukan dengan berjalan, cukuplah berjalan saja, jangan dipaksa berlari, Namun, bila dilihat ada kemungkinan bisa berlari, larilah sesuai kemampuan Anda,” kenangnya.
Hal ini yang sangat membekas dan menjadi motivasi dalam berkarir.
Saat ini di Maluku Utara, dari 10 Kabupaten, 8 orang berasal dari FKM.
Perjalanan hingga diberikan Amanah menjadi Kepala Puskesmas tidaklah mudah.
Irul, memaparkan bahwa setelah kuliah ia sempat mendaftar di berbagai daerah, dan akhirnya lulus di Kampung sendiri Luwu Utara.
Memulai karir sebagai staf di seksi promosi Kesehatan dan akhirnya ia menjadi Kepala Puskesmas pertama di Luwu Utara dari SKM yaitu di Puskesmas Masamba.
Lain lagi perjalanan karir dari Jaya.
Bekerja di Natuna, sebagai salah satu wilayah yang berbatasan dengan Vietnam tidaklah mudah.
Nanti di tahun ke-3, ia baru terangkat menjadi PNS disana.
Namun, berbeda dengan alumni yang lainnya, ia diangkat menjadi Kepala Puskesmas Ranai Kabupaten Natuna, salah satu PKM terbesar disana.
Hal ini menjadi tantangan yang cukup berat, di-sinilah ilmu FKM kembali digunakan.
Tahun pertama digunakan untuk mulai melakukan identifikasi masalah dan memetakan nya.
Hingga kemudian tiap bagian mulai dari keuangan, kepegawaian beliau perbaiki, mencari pola terbaik, dan akhirnya mampu membawa Puskesmas Ranai dalam akreditasi PKM.
Ketiga narasumber kemudian membagikan pengalaman, bagaimana mereka menjalankan tugas sebagai pucuk pimpinan di instansi masing-masing.
Dano, memaksimalkan fungsi media sosial untuk memberikan motivasi kepada staf dan kepala puskesmas yang ada di wilayah kerjanya.
Hal ini menjadi sangat berguna, apalagi wilayah Tidore merupakan wilayah kepulauan.
Komunikasi yang terus menerus, sehingga kerangka berpikir orang-orang yang khususnya bagian Kesehatan bisa sama, termasuk organisasi profesi yang ada.
Irul sendiri menyatakan ia banyak belajar dari para senior yang sudah ada sebelumnya di PKM.
Dimulai dengan membangun tim kerja dan mendorong penerapan upaya promotive dan preventif yang pada awalnya masih jarang diterapkan saat itu di PKM.
Hingga akhirnya mengantarkan PKM Sabbang memperoleh sertifikat ISO di tahun 2012.
Dari sini ia menunjukkan bahwa FKM juga bisa memimpin PKM dengan melakukan berbagai inovasi dalam program TB, penurunan angka prevalensi stunting, desa bebas dari buang air besar sembarangan tempat.
Jaya sendiri menonjolkan program kegiatan promosi dan pemberdayaan masyarakat.
Sehingga aktif membangun dimana-mana, termasuk menjadi sekretaris PKK, berkebun dan bersepeda.
Di akhir diskusi, Dano menyampaikan menerapkan konsep pemberdayaan.
“Jangan pernah menjadikan masyarakat sebagai objek, tetapi menjadikan mereka subjek sehingga mereka bisa tahu, paham dan mampu melakukan sesuatu tanpa perlu diperintah,” jelasnya.
“Bangga dengan ilmu yang ada karena dengan ilmu ini kita bisa bekerja dalam berbagai bidang dan juga berikanlah yang terbaik dimanapun berada,” tambahnya.
Irul, selalu berpikir positif serta menggunakan peluang yang ada dengan melakukan yang terbaik.
Sementara Jaya, senantiasa rendah hati, menjadikan semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru.
Salah satu hal unik dari ketiga Narasumber dalam seri-6 ini adalah para pembicara sama-sama memiliki jodoh di FKM Unhas, yang kemudian mengantarkan mereka menjadi pimpinan di-instansi mereka.
Nantikan terus Ngobrol Bareng Alumni, yang akan menghadirkan alumni dengan pengalaman di-berbagai bidang di Youtube FKM Unhas.