Keren, Ratusan Mahasiswa FKM Unhas Ikut Seminar 4th Japan-ASEAN Medical Seminar on Human Health Impact of Heavy Metals

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Ratusan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) mengikuti 4th Japan-ASEAN Medical Seminar on Human Health Impact of Heavy Metals yang berlangsung Senin, 25 Januari 2021 mulai pukul 15.00 WITA atau pukul 16.00 waktu Tokyo.

Seminar ini mengambil topik: United Nations Environment Programme (UNEP) and Minamata Convention on Mercury. Tampil sebagai pidato pembukaan, Prof. Masayuki Sakakibara, Project Leader SRIREP Project dan Research Institute for Humanity and Nature (RIHN), Kyoto, Japan, dan Prof. Motoyuki Suzuki, Chairman of Board of Directors, Japan Association for the United Nations Environment Programme.

Karena audiensnya sebagian besar adalah dari Indonesia dan Myanmmar disamping peserta dari Jepang, maka seminar tersebut menggunakan tiga bahasa resmi yaitu bahasa Inggris, Indonesia dan Myanmmar.

Mahasiswa FKM Unhas sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. Dari ratusan mahasiswa yang mengikuti kegiatan itu, ada beberapa mahasiswa yang dimintai tanggapannya. Ghina Ulfiani Anugrah, mahasiswa FKM Unhas angkatan 2020 dari Program Studi Kesehatan Masyarakat mengatakan sangat menarik mendengarkan penjelasan Profesor Suzuki mengenai penyakit Minamata yang pernah melanda Jepang dan bagaimana Pemerintah Jepang kemudian merealisasikan konvensi minamata guna mengurangi resiko penggunaan Merkuri.

Baca Juga:  Asnawin Aminuddin Terpilih Ketua IKA Pascasarjana Unpacti Makassar

“Harapan saya, semoga hal ini dapat dijadikan contoh bagi pemerintah Indonesia dalam mengkaji regulasi tentang penggunaan bahan kimia sebagai upaya preventif terhadap penyakit akibat bahan kimia berbahaya maupun pencemaran lingkungan,” harapnya.

Senada dengan itu, Gadis Ariqah Fahriyani Azhar juga mengatakan bahwa seminar ini sangat menarik dan sangat penting untuk diikuti karena menyangkut masalah lingkungan, dimana masalah lingkungan merupakan tanggung jawab bersama seluruh dunia.

“Harapan saya, semoga seminar ini diikuti juga oleh negara-negara lain selain Indonesia, Jepang, dan Myanmar karena masih banyak negara lain yang juga menggunakan merkuri dan membutuhkan sosialisasi tentang hal ini.

Serta semoga pembicaranya dapat lebih bervariasi dari latar belakang yang berbeda, agar kita dapat memandang masalah ini dari berbagai aspek. Contohnya, mengundang dokter untuk menjelaskan bahaya merkuri pada kesehatan agar kita dapat lebih waspada pada merkuri,” ungkapnya.

Baca Juga:  Himpunan Mahasiswa Institut Andi Sapada Kenalkan Maggot sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Organik di Desa Bojo

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, yang dihubungi secara terpisah mengatakan bahwa sebenarnya peserta yang berasal dari FKM Unhas dikoordiinir dengan baik.

- Iklan -

“Sejak informasi kegiatan ini beredar, bidang kemahasiswaan membuat google form dan meminta mahasiswa untuk mengisi form tersebut bagi yang berminat. Ternyata setelah dibuka sekitar tiga hari, jumlah peserta yang berasal dari FKM sampai lebih 200 orang.

Sementara kegiatan ini hanya mengakomodasi 500 peserta yang pertama bergabung, dari hampir seribuan yang mendaftar,” ungkap Prof Sukri.

Wakil Dekan yang pernah mendampingi mahasiswa ke Jepang dalam Program Sakura Science tahun 2019 itu, sangat mengapresiasi para mahasiswanya yang sangat antusias mengikuti kegiatan bertarap internasional tersebut.

“Berharap, bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan sebagai bentuk sharing informasi, pengetahuan dan pengalaman antara negara,” pungkasnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU