Ketagihan (Adiksi) dan ketergantungan adalah dua istilah yang sering digunakan dalam konteks penggunaan zat, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang penting dalam definisi dan implikasinya:
1. Ketagihan (Adiksi)
Ketagihan atau adiksi adalah kondisi kronis yang ditandai dengan pencarian dan penggunaan zat secara kompulsif, meskipun ada konsekuensi negatif yang jelas.
Ketagihan melibatkan perubahan yang kompleks dalam otak, khususnya dalam sistem penghargaan (reward system), yang membuat seseorang terus-menerus mencari dan menggunakan zat tertentu untuk mendapatkan efek yang diinginkan, seperti euforia atau perasaan lega.
Ciri-ciri Ketagihan:
- Penggunaan kompulsif: Orang yang mengalami ketagihan merasa dorongan kuat untuk menggunakan zat tersebut berulang kali, bahkan ketika sadar akan dampak buruknya.
- Kontrol yang lemah: Kesulitan dalam mengontrol atau menghentikan penggunaan zat tersebut, meskipun ada niat untuk berhenti.
- Keinginan yang intens (craving): Keinginan yang kuat dan berulang untuk menggunakan zat, yang sering kali memengaruhi pikiran dan perilaku sehari-hari.
- Dampak negatif: Penggunaan zat terus berlanjut meskipun menyebabkan masalah fisik, psikologis, sosial, atau finansial.
- Perubahan otak: Adiksi menyebabkan perubahan jangka panjang pada struktur dan fungsi otak, terutama di bagian yang mengatur motivasi, penghargaan, dan pengambilan keputusan.
2. Ketergantungan
Ketergantungan adalah keadaan di mana tubuh seseorang telah beradaptasi terhadap zat tertentu sehingga memerlukan zat tersebut untuk berfungsi secara normal. Ketergantungan dapat bersifat fisik, psikologis, atau keduanya.
Jenis-jenis Ketergantungan:
- Ketergantungan Fisik: Ditandai dengan adanya gejala penarikan (withdrawal symptoms) ketika penggunaan zat tersebut dihentikan secara tiba-tiba. Misalnya, seseorang yang ketergantungan pada opioid mungkin mengalami mual, berkeringat, dan nyeri otot ketika berhenti menggunakannya.
- Ketergantungan Psikologis: Ditandai dengan kebutuhan emosional atau mental untuk terus menggunakan zat tersebut untuk meredakan stres, kecemasan, atau depresi. Orang dengan ketergantungan psikologis mungkin merasa tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa zat tersebut.
Ciri-ciri Ketergantungan:
- Toleransi: Perlu meningkatkan dosis untuk mencapai efek yang sama, karena tubuh mulai terbiasa dengan zat tersebut.
- Gejala penarikan: Munculnya gejala fisik atau psikologis ketika penggunaan zat dihentikan atau dikurangi.
- Penggunaan berulang: Kecenderungan untuk terus menggunakan zat tersebut untuk mencegah gejala penarikan atau untuk mencapai kesejahteraan emosional.
Perbedaan Utama
- Ketagihan (Adiksi): Lebih terkait dengan perilaku kompulsif dan keinginan kuat untuk menggunakan zat, meskipun sadar akan dampak buruknya. Adiksi melibatkan perubahan otak yang mendalam dan memengaruhi pengambilan keputusan dan kontrol diri.
- Ketergantungan: Lebih terkait dengan adaptasi fisik atau psikologis terhadap zat tersebut, sehingga tubuh atau pikiran “membutuhkan” zat tersebut untuk berfungsi normal. Ketergantungan tidak selalu disertai dengan perilaku kompulsif atau perubahan otak seperti yang terlihat pada adiksi.
Meskipun ketagihan dan ketergantungan sering terjadi bersamaan, keduanya adalah kondisi yang berbeda. Ketergantungan dapat terjadi tanpa adiksi (misalnya, pasien yang menggunakan opioid untuk nyeri kronis mungkin mengalami ketergantungan fisik tanpa menunjukkan perilaku adiktif).
Sebaliknya, seseorang bisa menjadi adiktif terhadap zat atau perilaku tertentu (seperti judi) tanpa ketergantungan fisik. Penanganan kedua kondisi ini memerlukan pendekatan medis, psikologis, dan sosial yang tepat untuk membantu individu mengatasi dan memulihkan diri.
Itulah penjelasan detail mengenai Ketagihan (Adiksi) dan Ketergantungan NAPZA.