Ketemu Presiden Jokowi, Najwa Shihab Tanya Efektivitas PSBB Hingga Gagap Pemerintah Terkait Mudik

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Presenter kondang Najwa Shihab mengungkapkan dirinya baru saja mendapat kesempatan untuk bisa mewawancarai Presiden Joko Widodo(Jokowi), Selasa (21/4/2020).

Hal tersebut tidak ia sia-siakan untuk menanyakan sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia, yang mana wawancara tersebut merupakan kesempatan pertama yang diberikan Presiden Jokowi kepada jurnalis selama masa pandemi ini.

“Panjang sekali list saya ketika bertanya ke negara, dari mulai efektivitas status pembatasan sosial berskala besar (PSBB), soal koordinasi yang tumpang tindih, peraturan yang kerap berbeda dikeluarkan, konsistensi menegakkan status PSBB,” ujar Nana, panggilan akrab Najwa Shihab dalam webtalk bersama KBRI Ankara, Selasa (21/4/2020).

Nana juga tidak melewatkan kesempatan tersebut untuk menanyakan transparansi data pasien, kesiapan sejumlah fasilitas kesehatan, hingga perlindungan pada para tenaga medis yang berjuang berada pada garis terdepan untuk menangani pasien positif Covid-19.

Salah satu isu yang juga banyak yang ingin diketahui masyarakat terkait kebutuhan warga yang terdampak, dan bagaimana dilema masyarakat berpenghasilan harian dalam menghadapi pembatasan sosial.

“Jadi memang situasi ini sitasi yang tidak ideal, setiap risiko yang diambil menimbulkan risiko yang lain,” lanjutnya

Nana memahami situasi ini memang tidak hanya dialami pemerintah Indonesia, namun di sisi lain negara dapat belajar bagaimana mengatasi masalah ini dengan melihat kegagalan negara lain dalam menghadapi pandemi, atau belajar dari negara yang berhasil melandaikan kurva penularan.

“Ini menurut saya kesempatan untuk kita belajar dan lulus dalam ujian ini. Ya, tidak mungkin ini ditanggung sendiri oleh pemerintah. Ya, karenanya perlu peran juga dari warga negara untuk memastikan kita lulus sama-sama di ujian ini. Tapi sekali lagi negaralah yang paling berkuasa. Karena negara punya uang, punya senjata, punya tentara untuk bisa memastikan kebijakan dapat dilakukan,” tegasnya.

Terkait gagap pemerintah terhadap kebijakan mudik, juga menjadi pertanyaan yang dajukan Najwa dalam kesempatan wawancara dengan Presiden kali itu.

- Iklan -

“Saya juga sempat bertanya terkait mudik misalnya. Ada yang bilangnya tidak boleh, kemudian boleh, bilangnya hanya untuk PNS, Tentara dan anggota BUMN, terus sekarang juga ternyata tidak boleh lagi semuanya, tapi tidak bolehnya tidak sekarang, masih beberapa hari lagi. Kalau menurut saya tampak ada kegagapan yang diambil oleh aparat negara,” lanjutnya.

Ia dapat memaklumi tidak ada negara yang siap dalam menghadapi pandemi ini. Namun penting menurutnya masyarakat berani bersuara dan menyampaikan aspirasi yang dirasakan, serta memiliki empati terhadap semua pihak.

“Sekali lagi itulah pentingnya untuk bersuara dan berani menyampaikan pendapat dan berani mengungkapkan apa yang kita lihat dan rasa, tapi juga memiliki empati untuk memahami tidak semudah apa yang orang katakan. Jadi, menurut saya mencari keseimbangan itu selalu sulit dalam kondisi apapun, terutama saat kondisi krusial seperti sekarang ini,” tutupnya. (WLD/*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU