Ketua Dewan Pers Prof Muh Nuh Laris Didaulat Wartawan Foto Bersama di HPN

Bila dilombakan, siapa figur yang paling
banyak didaulat Wartawan untuk foto bersama, di acara HPN (Hari Pers Nasional) mungkin Ketua Dewan Pers Prof Muh Nuh, pemenangnya.

Hampir di setiap kegiatan HPN 2020 yang dipusatkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Mantan Menteri Penerangan di era Presiden RI Soesilo Bambang Yudhyono itu, ada saja tamu HPN yang mendaulatnya foto bersama. Puncaknya, di acara Konvensi Media yang digelar di Aula Terrata – In. Semua peserta yang mengikuti Konvensi, mendaulat Prof M. Nuh untuk foto bersama. Baik foto beramai ramai, maupun foto per orangan. Sehingga Ketua Dewan Pers yang juga terus mengikuti hingga acara selesai, dipaksa tidak turun panggung, untuk diajak foto bersama. Karena semuanya sudah antri menunggu giliran untuk foto bersama.

Baca Juga:  Kick-Off HPN 2025, PWI Pusat Peringati Hari Pahlawan

Apa yang terjadi di acara Konvensi Media, agaknya implemetasi dari pernyataan Prof M. Nuh, saat memberikan sambutan di puncak acara HPN 8 Pebruari 2020, di Banjar Baru yang dihadiri Presiden RI Jokowi.

Entah apa yang membuat Prof M. Nuh begitu digandrungi Wartawan. Mungkin karena jabatan sebagai Ketua Dewan Pers, yang dirasakan sangat penting bagi eksistensi Wartawan dan industri pers.

Apa yang terjadi di acara Konvensi media, agaknya implemetasi pernyataan Prof M. Nuh saat memberikan sambutan di acara puncak HPN, 8 Pebruari 2020 di Banjar Baru yang dihadiri Presiden Jokowi.

Baca Juga:  Eks Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Diperiksa Polisi

Kesinambungan

Menurut Prof M. Nuh, pers sangat penting. Penting untuk melestarikan kesinambungannya. Karena itu, HPN adalah momentum untuk memperkuat kesinambungan, dan menyambungkan, antara masa lalu, masa kini dan depan. Serta menjalin silaturrahmi antara pers, pemerintah dan masyarakat. “Bisa dibayangkan, kalau tidak ada HPN, hal tersebut, tidak akan terjadi”, ujarnya. “Karena itu HPN, harus terus digelar”, ujarnya lagi.

Ketua Dewan Pers itu, juga meminta, pers terus melakukan kritik social, namun dengan bahasa yang sopan dan santun. (ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU