Makassar, FajarPendidikan.co.id – Ide penggabungan SD dan SMP dalam satu atap ini cerdas dan hanya bisa dipikirkan oleh kepala dinas yang bekerja berbasis hasil analisis data dan melihat langsung di lapangan.
Demikian diungkapkan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim kepada Fajar Pendidikan melalui pesan whatsApp. Selasa, 19 Februari 2019.
“Abdul Rahman Bando, Kadisdik Kota Makassar yang baru sebulan lebih dilantik telah membuat rencana hebat memaksimalkan potensi yang ada tanpa harus berpikir anggaran, apalagi copy paste program lama. Ia bahkan sering meninjau sekolah tanpa memberi tahu kepsek dan guru di sekolah bahwa ia akan datang. Ini persis dengan Kadisdik Sulsel yang berpikir cerdas setelah meninjau langsung kondisi lapangan,” jelas Muhammad Ramli.
“Ada kesamaan dari keduanya, keduanya tidak punya latar belakang di bidang pendidikan, merasa tersesat di dunia pendidikan dan keduanya pernah malang melintang di berbagai dinas sebagai kepala dinas/kepala badan,” tambahnya.
Salah satu kecamatan di Makassar, yaitu kecamatan Makassar tak punya SMP tetapi ada beberap sekolah yang sangat layak diubah jadi SMP karena jika sistem zonasi ditetapkan maka diyakin jumlah siswanya akan berkurang. Jadi tak perlu berpikir biaya pengadaan sekolah tetapi mencari solusi cerdas diluar anggaran.
“Ide ini akan semakin maksimal jika disusul oleh zonasi guru berbasis kualitas dan domisili serta zonasi fasilitas berbasis kebutuhan,” terangnya.
SD di Sudirman, SD di Monginsidi, SD di Mangkura diyakini akan berkurang drastis siswanya sebagai dampak dari zonasi. “Ini bagus, tak perlu lagi ada sekolah unggulan, kita wujudkan sekolah semua sekolah sama baiknya,” pungkasnya.
Reporter: Ibhel