Khutbah Idul Adha Terbaru Tema “Ibadah Qurban Membangun Insan Bertauhid dan Beribu Pahala”

Khutbah Idul Adha Terbaru Tema “Ibadah Qurban Membangun Insan Bertauhid dan Beribu Pahala”, Materi khutbah hari raya Idul Adha tahun 2022 M atau 1443 H singkat dan terbaru dengan tema ibadah qurban membangun insan bertauhid dan beribu pahala

Hari raya Idul Adha merupakan salah satu hari raya selain Idul Fitri yang selalu dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Di Indonesia, Karena pelaksanaannya tepat dengan ibadah haji, hari raya Idul Adha juga sering disebut sebagai lebaran haji atau sering juga disebut hari raya qurban, karena identik dengan penyembelihan hewan qurban.

- Iklan -

Bagi Anda yang saat ini belum menyiapkan materi khutbah hari Raya Idul Adha 2022, materi khutbah kali ini bisa dijadikan referensi. Materi khutbah Idul Adha kali ini dibuat secara singkat dengan tujuan memudahkan pemahaman bagi jamaah yang mendengarkannya.

Dilansir  dari laman Suara Muhammadiyah, berikut khutbah Idul Adha 2022 singkat dan terbaru dengan tema ibadah qurban membangun insan bertauhid dan beribu pahala:

Khutbah Idul Adha Terbaru

Ibadah Qurban Membangun Insan Bertauhid dan Beribu Pahala

- Iklan -

 

السلا م عليكم ورحمة الله وبركاته

ان الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور انفسنا و من سيئات اعمالنا من يهده الله فلا

- Iklan -

مضل له و من يضلله فلا هادي له

اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان محمدا عبده و رسوله

الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

ياايها الناس اوصيكم و اياي بتقوى الله فقد فاز المتقون – قال تعالى- ياايها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا و انتم مسلمون – ياايها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء واتقوا الله الذي تساءلون به والارحام ان الله كان عليكم رقيبا – ياايها الذين ءامنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا – يصلح لكم اعمالكم و يغفرلكم ذنوبكم ومن يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما

Jamaah shalat ied rahimakumullah

Marilah kita bersama sama senantiasa menyadari, bahwa Allah telah banyak melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, banyak teramat banyak, sehingga kita takkan mampu menghitungnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran :

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 28 Oktober 2024: Dibenarkan oleh Iman

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang ( QS An-Nahl : 18 )

Dari firman Allah di atas jelaslah bahwa Allah telah memberikan nikmat-Nya kepada kita yang teramat banyak, yang tak mungkin kita mampu menghitungnya.

Karena sesungguhnya apa yang kita nikmati, kita rasakan dan dapatkan dalam hidup ini semuanya adalah rahmat Allah.

Sekalipun demikian ternyata kebanyakan di antara manusia termasuk orang yang tidak mau bersyukur. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah ;

إِنَّ اللهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَشْكُرُونَ

Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur ( QS Al-Baqarah : 243 ).

Padahal bagi yang bersyukur, Allah berjanji akan melipat gandakan kenikmatan yang disyukurinya Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 7 ;

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabKu amat pedih (QS Ibrahim : 7)

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita. Terlebih dalam kesempatan hari ini, kita umat islam merayakan idul adha.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi junjungan kita Muhammad saw. Yang telah memberikan suri tauladan utama untuk selalu kita tiru agar kita bisa menjadi manusia yang selamat dunia akhirat.

الله أكبر الله أكبر لااله الا الله والله أكبر الله اكبرولله الحمد

Hadirin yang berbahagia.

Saat ini Jama’ah haji dari seluruh penjuru dunia sedang menyelesaikan manasik haji di tanah suci. Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, mereka menuju ke Mina untuk mabid dan melempar jumrah.

Semoga haji mereka mabrur dan kembali ke daerah dan keluarganya masing-masing dengan selamat. kepulangannya ke tanah air membawa bangsa ini semakin religius.

Bagi yang tidak menjalankan ibadah haji, maka Ibadah utama pada hari ‘Idul Adha ini adalah menyembelih binatang qurban.

Baca Juga:  "Tamu" yang Selalu Berkunjung

Rasulullah menekankan kepada umatnya yang mampu untuk menyembelih binatang qurban dengan sabdanya:

من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلا نا

Barang siapa mempunyai kemampuan berkurban, tetapi tidak melakukannya, maka janganlah mendekat tempat shalatku” (HR Ahmad ibn Majah dari Abi Hurairah)

Syariah Qurban tidak bisa dilepaskan dari peristiwa pada zaman nabi Ibrahim dan Ismail. Perintah Qurban yang diterima nabi Ibrahim ‘alaihisalam diterangkan di dalam surat Ash-shooffaat ayat 102

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”.

Nabi Ibrahim Ibrahim AS adalah nabi yang mendapat sebutan abul anbiya ( bapaknya para nabi).

Dalam Idul adha ini kita meneladani pengalaman dan pengalaman keluarga Ibrahim yang penuh dengan cobaan, pengorbanan, ketabahan dan keikhlasan. Ibrahim amat merindukan hadirnya anak sebagai keturunan.

Dan setelah anak itu diberikan oleh Allah, diujilah Ibrahim, akankah kecintaan kepada Allah terkalahkan oleh cintanya kepada anak yang lama ia nantikan itu?. Ternyata tidak. Ibrahim lulus dari ujian Allah yang berat.

Dalam ayat tadi digambarkan bagaimana Ibrahim melakukan komunikasi yang amat baik dengan anaknya ( Ismail ). Menunjukkan betapa Ibrahim memiliki keluarga dengan hubungan yang terjaga dengan baik , antara orang tua dan anak tidak ada kendala komunikasi sebagai proses pendidikan anaknya.

Dan yang menakjubkan adalah jawaban Ismail yang menunjukkan gambaran seorang anak yang selalu terdidik dalam keimanan kepada Allah dengan begitu baiknya.

Mudah-mudah kita mampu meneladani keluarga Ibrahim. Sebagai orang tua menjadi orang tua yang baik. Yang senantiasa pendidikan keimanan kepada anak anak kita, sehingga menjadi anak yang beraqidah islam dengan kokoh.

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU