Khutbah Rasulullah di Hari Nahr

Di hari penyembelihan, yaitu hari ke sepuluh Dzulhijjah, setelah waktu Dhuha Rasulullah menyampaikan khutbahnya di atas kendaraannya.

Di dalam khutbahnya, Rasulullsh mengulangi beberapa hal yang pernah disampaikannya. “Syeikhan (dia orang syeikh), hadist Bukhari dan Muslim.

Telah meriwayatkam dari Abi Bakaran, dengan sanad dan hasanya bahwa Rasulullah telah menyampaikan kepada kami di hari Nahr (pemyembelihan), dengan sabdanya. “Sesungguhnya peredaran waktu sudah berjalan pada sumbunya, yang asal dan menepati putaran sesuai pada hari penciptaan langit dan bumi.

- Iklan -

Setahum 12 bulan. Empat darnya adalah bulan haram. Tiga bulan berturut-turut yaitu Zulkaedah Zulhijjsh dan Muharram. Sedang sebulan lagi, bulan Rajab yang ada di antara Jamadilakhir dan Sysaban.

“Sebulannya lagi, ini bulan apa?” tanya Rasulullah. Hadirin menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.” Rasulullah pun diam sesaat, sampai hadirin mengira Rasulullah akan menamakannya dengan nama lain.

“Tidakkah ini bulan Zulhijjah?” tanya Rasulullah lagi. Hadirin menjawab, “benar”. Rasulullah melanjutkan pertanyaannya. “Ini negeri apa?” “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui,” jawab hadirin.

- Iklan -
Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 2 Agustus 2024: Pengajaran tentang Kesukaran

Rasulullah melanjutkan. “Tidakkah negeri ini dikenal sebagai negeri Baldah?” Hadirin serentak bersuara, “benar”.

Rasulullah bertanya lagi. “Kita ini di hari apa?” Hadirin menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.”

Rasulullah terdiam lagi, hingga hadirin mengira, Rasulullah akan menukar nama baru.

- Iklan -

Hari Sembelihan Hewan Kurban.

Rasulullah bertanya lagi. “Tidaklah hari ini adalah hari Nahr? Hari sembelihan hewan kurban?” “Benar,” jawab hadirin.

Selanjutnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya darahmu, harta dan harga dirimu, haram di atas kamu sekalian. Sama seperti haramnya harimu ini di bumi ini, di bulanmu ini.”

“Dan kamu akan menemui Tuhanmu dan Tuhanmu akan bertanya kepadamu mengenal amal-amalmu. Ingatlah jangan sekali-kali kamu menjadi sesat. Setelah kepergianku nanti. Di seuntukkan kamu saling bunuh sendiri kepada sesama.”

“Tidakkah aku telah sampaikan?” Hadirin menjawab, “ya”. Rasulullah lalu berdoa, “Ya Allah ya Tuhanku, saksikanlah, akankah yang hadir di antara kamu ini, akan menyampaikan kepada yang tidar hadir. Karena bila yang hadir yang menyampaikan itu, lebih memahami dari pada yang mendengar.”

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 30 Agustus 2024: Keberhasilan Dipakai Tuhan atau Hubungan dengan Tuhan?

Rasulullah tinggal di Mina selama hari-hari tasyrik. Beliau mengerjakan ibadah dan mengajarkan hukum-hukum syariat. Memberikan tazkirah dan membetulkan ajaran-ajaran hidayah dari siaran Ibrahim. Dan menghapuskan syirik dan kesan-kesannya.

Rasulullah juga menyampaikan hal tersebut di tengah hari hari tasyrik. Dari Abu Daud dengan sanad dan hasan hadist, riwayat Sarta’ binti Nubhan telah berkata, “Rasulullah SAW telah menyampaikan sabdanya di hari tasyrik itu, “Tidakkah hari ini, hari tengah di antara hari-hari tasyrik”.

Sabda Rasulullah itu, seperti sabdanya di hari Nahr. Sabda itu disampaikan setelah turunnys Surah Nasr. Yang artinya, apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.

Dan kemudian manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah penerima taubat (AN Nash 110 : 1 -.3). (ana – bersambung)

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU