Kisah Inspiratif: Janji Allah Tentang Sedekah

Ada seorang karyawan PNS yang bernama Zie. Dia menghindari untuk tidak makan uang haram. Di satu sisi dia kesulitan ekonomi.

Diapun berniat menjual 80 bungkus takjil bubur manis buatan isterinya, di kantornya. Takjilnya pun dijajakan di ruangan ruangan teman kantornya. Namun tidak ada satu pun yang merespons.

Hingga sore hari menjelang jam pulang kantor, belum sebungkus pun laku. Zie menghela napas panjangnya bahkan sampai tidak terasa air matanya menetes.

Di benaknya terbayang betapa jerih payah istrinya, sejak setelah sahur menyiapkan jualan takjil untuk dijualnya di kantor. Namun tak satu pun laku.

Dengan hati sedih dan kecewa, dia lalu berkemas kemas untuk pulang. Sambil menenteng takjilnya, dia melangkah kekuar dari kantornya.

Dilihatnya 5 orang satpam, dia pun membagikannya ke satpam tersebut, gratis. Satpam itu, tahu takjil Zie tidak ada yang laku. Mau dibayar, tapi Zie menolak.

Baca Juga:  Keutamaan Salat Malam

Dia lalu mampir ke masjid dekat kantornya untuk salat ashar. Takjilnya yang sisa 75 bungkus diserahkanbya ke pengurus masjid untuk konsumsi buka bersama.

Niat baik yang terpaksa itu direspons baik pengurus masjid. Zie dimintai namanya, nomor telepon dan alamatnya dan dicatat oleh pengurus masjid. Namun Zie memintanya, agar namanya jangan disebut sebagai penyumbang buka puasa.

Sesampainya di rumah, Zie disambut istrinya dengan girang karena melihat suaminya tidak membawa pulang takjil. Namun istrinya heran melihat siaminya lesu.

- Iklan -

“Kenapa bang, kok lesu? Kan takjilnya habis,” tanya istri Zie.
“Iya habis, tapi tidak ada duitnya,” jawab Zie.
“Lho kok bisa?” tanya istri Zie lagi.
“Pada ngutang,” jawab Zie.

Melihat istrinya juga lesu, Zie tidak tega berbohong. Dia pun menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Hati Zie terasa teriris melihat wajah istrinya yang kecewa.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 18 Oktober 2024: Kunci Pengabdian Pengabar Injil

Namun wajah istrinya cepat berubah, tidak muram, sambil tersenyum kepada suaminya. “Tidak apa-apalah bang, kita diminta menjamu tamu Allah, yuk siap-siap, sebentar lagi magrib,” ucap istri Zie, menyabarkan suaminya. Zie takjub melihat keikhlasan istrinya.

Singkat cerita. Tiba-tiba telepon Zie berdering. “Assalamialaikum, apa benar nomor telepon ini yang tadi ngasih takjil ke masjid?” tanya sang penelpon. “Benar pak,” jawab Zie.

“Takjilnya enak, mulai besok bawa ke masjid 1000 bungkus setiap hari hingga selesai bulan Ramadan,” ucap sang penelpon. “Modal saya tidak cukup unruk menyiapkan 1000 takjil di hari pertama pak,” ucap Zie dengan sikap yang sangat terkejut.

Namun si penelpon siap membayar cash selama 28 hari. Saat itu juga, uang seratusan juta rupiah masuk ke rekening Zie. Subhanallah. (ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU