Kemudian majikannya yang buta itu memegang jubah Rasulullah seraya berkata, “ Ya Rabb, bi haqqi Rasulillah shalallahu alaihi wa sallam wa barakati ‘abaa’atihi-thaahirah baina yadayya a‘id ilayya bashari (Ya Allah, kembalikanlah pandanganku ini dengan kemuliaan jubahnya Rasulullah SAW).
“A‘id ilayya bashari (kembalikanlah pandanganku ini)?” ucapnya berdoa sambil mengusap-usap jubahnya Rasulullah SAW ke matanya yang buta itu.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Tidak lama setelah ia mengusapkan jubah itu ke matanya yang buta, orang buta itu pun bisa melihat kembali seperti semula. Subhanallah , bahkan matanya lebih terang daripada sebelumnya.
Kemudian orang buta itu, sambil membawa jubahnya pergi ke rumah Rasulullah SAW dengan penuh rasa bangga, bahagia. Sebab, matanya ini bisa melihat lagi setelah sekian tahun lamanya buta. Ia pun berkata kepada Rasulullah SAW: “ Ya Rasulullah, qad ‘aada bashari wa ilaikal-‘aba’ah hadiyah minni (wahai Rasulullah, mataku sudah kembali lagi seperti semula dan engkau kukasih jubah ini lagi)?”
Jubahnya Rasulullah SAW dikembalikannya lagi. Lalu, ia mengisahkan bagaimana kronologisnya dan kenapa jubah itu pun bisa kembali lagi ke tangannya Rasulullah.
Ketika dikisahkan kenapa jubah itu bisa kembali lagi ke tangannya Rasulullah, Rasulullah SAW pun tersenyum hingga gigi geraham Beliau terlihat.
Setelah itu Rasulullah mengatakan kepada Sayyidatuna Aisyah, “Perhatikanlah wahai Aisyah jubah yang aku punya ini. Ia bisa mengkayakan orang yang miskin (faqir), ia bisa menyembuhkan orang yang sakit (buta), ia pun bisa memerdekakan budak dan kemudian kembali lagi kepada kita.”
Subhanallah , ini semua tidak lain melainkan berkahnya Nabi Muhammad SAW, kekasih Allah SWT.