Kisah Nabi Muhammad Saat Berdarah di Perang Uhud

Meski menjadi manusia istimewa di sisi dan mata Allah, Nabi Miuhammad tidak selamanya, menjalani hal-hal yang mulus, pada aktivitas dakwahnya. Manusia yang dijuluki Al-Aamiin ini, malah menghadapi banyak tantangan, yang mungkin sulit ditembus oleh manusia biasa.

Termasuk dalam berperang, pun mendapat cobaan yang sangat berat. Gigi gerahamnya patah dan keningnya bercucuran darah, terkena busur. Hanya saja, cepat-cepat datang pertolongan Allah, untuk mengatasinya.

Dikisahkan Nabi Muhammad SAW, pernah terluka pada perang Uhud melawan kafir Qurays.  Muhammad mengalami luka. Gigi gerahamnya patah, dan bibir bawahnya sobek. Luka Rasulullah juga di bagian dahi dan keningnya yang bercucuran darah.

Namun, di tengah luka, Nabi Muhammad malah tak henti menadah tetesan darah itu, dengan mengusap ke dadanya. Nabi berusaha agar darahnya jangan menetes ke tanah. Meski dalam keadaan genting sekalipun setelah perang mereda.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Sabtu, 2 November 2024: Ketaatan atau Kebebasan

Seorang sahabat memberanikan diri bertanya perihal perilaku beliau tersebut. Kenapa dalam keadaan semacam itu Rasulullah malah menandai tetesan darah, kemudian mengusapkannya ke dada. Rasulullah pun menjawab dengan penuh lemah lembut. Aku mendengar, apa yang kalian tidak dengar. Malaikat penjaga gunung berkata, kalau ada setetes darahku menyentuh bumi, maka Allah akan menurunkan azab dari langit. Kepada mereka yang memerangiku.

Mendengar jawaban itu, para sahabat kembali bertanya. Mengapa Engkkau tidak mendoakan para musuh Allah itu, supaya celaka. Rasulullah kembali menjawab, sungguh aku tidak diutus untuk melaknat. Tetapi berdakwah dan menyebarkan Rahmat kepada semesta alam. ‘’Ya Rabb berilah hidayah kepada mereka, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui’’. Begitulah akhlak yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW, meski dalam keadaan terluka karena musuh.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 17 Oktober 2024: Kunci bagi Pekerjaan Tuhan yang Lebih Besar

Tetap menunjukkan kasih sayang kepada manusia. Dalam beragama pun demikian. Tidak lantas harus membenci dan mencaci golongan lain yang berbeda dengan kita. Nilai – nilai kemanusiaan yang ditunjukkan oleh Rasulullah, sebaiknya kita jadikan  teladan untuk  kehidupan ummat manusia yang lebih baik. Nah itulah kisah Nabi Muhammad SAW, terluka pada saat di perang Uhud. Semoga cerita ini memberikan ilmu kepada kita semua, aamiin. (vs/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU