Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW menjadi hal yang begitu istimewa untuk umat Islam. Salah satu yang terasa hingga kini adalah perintah salat yang diperingan oleh Allah SAW menjadi 5 waktu setiap harinya.
Suatu hari, Nabi Muhammad SAW memutuskan bermalam di rumah Ummu Hani’. Di rumah sepupunya itu, Nabi Muhammad SAW tidur sebentar, namun hatinya terketuk ingin mengunjungi Kakbah.
Berdiam diri di sebelah utara bangunan Kakbah, lantas rasa kantuk kembali menghampiri, akhirnya Nabi Muhammad SAW tertidur lagi. Saat tertidur di tempat bernama Hijr Ismail, Malaikat Jibril datang dan membangunkan Nabi Muhammad SAW hingga 3 kali.
Setelah terbangun dari tidurnya, Nabi Muhammad SAW, diajak berkelana melintasi malam menggunakan kendaraan bersayap yang dinamakan Buraq.Buraq melaju kencang bersama malaikat dan Nabi Muhammad SAW, terbang melintasi landasan pacu bergerak di atas jalur kafilah yang sangat dikenalinya.
Nabi Muhammad SAW menyaksikan gurun pasir yang luas, seperti hamparan permadani, menoleh cahaya rasi bintang trapesium yang gemerlapan, hingga tanpa terasa telah melewati Yatsrib dan Khaybar.
Hingga sampailah di sebuah tempat yang dinamakan dengan Baitul Maqdis, Yerusalem di mana di tempat suci itu, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para Nabi terdahulu lalu memimpin para Rasul pilihan Allah SWT itu sholat, dan peristiwa ini dikenal dengan Isra’.
Setelah sholat, Nabi Muhammad SAW diangkat lagi menuju langit ketujuh, melampaui ruang, waktu dan bentuk lahiriah bumi. Dalam tempo singkat kurang dari satu malam, Nabi Muhammad SAW berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual-kosmos yang amat jauh, bahkan hingga ke puncak di Sidratul Muntaha. Peristiwa itulah yang dikenal dengan Mi’raj.