Kisah Sahabat Rasulullah, Utsman bin Affan yang Masih ‘’Jalan’’

Salah seorang sahabat Rasulullah Muhammad SAW, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang pebisnis yang kaya raya. Dermawan, dan murah hati. Tak heran jika hingga saat ini, Khalifah Utsman bin Affan memiliki rekening di salah satu bank yang ada di Arab Saudi.

Tidak hanya itu. Bahkan tagihan listrik dan pajak atas sejumlah properti, juga masih atas nama yang sama. Lalu bagaimana awal kisahnya hingga Ustman bin Affan dapat memiliki rekening bank di Arab Saudi sampai saat ini?

Seperti dilansir oleh Madinatul Quran, telah diriwayatkan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kota Madinah pernah mengalami paceklik hingga saat itu kesulitan air bersih. Karena mereka (kaum muhajirin) sudah terbiasa minum dari air zamzam di Mekah. Satu-satunya sumber air yang tersisa adalah sebuah sumur milik seorang Yahudi, yaitu Sumur Raumah.

Rasa airnya mirip dengan air sumur zam-zam. Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela antre dan membeli air bersih dari Yahudi tersebut.Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda : “Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu mau menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 1 November 2024: Kamu Bukan Milik Kamu Sendiri

Mendengar hal itu, Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu yang kemudian segera bergerak untuk membebaskan Sumur Raumah itu. Utsman segera mendatangi Yahudi pemilik sumur dan dia menawar untuk membelinya dengan harga tinggi. Walaupun sudah diberi penawaran dengan harga tertinggi sekalipun, Yahudi sang pemilik sumur Raumah tetap menolak menjualnya.

“Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku nanti tidak akan memiliki penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari,” demikian Yahudi tersebut menjelaskan alasan penolakannya.

Adapun Utsman bin Affan yang ingin sekali mendapatkan balasan pahala berupa Surga Allah Ta’ala, tidak kehilangan cara untuk mengatasi penolakan dari Yahudi ini.“Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu,” kata Utsman melancarkan jurus negosiasinya.“Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.

Baca Juga:  Waspadai Hasad, Penyakit yang Paling Berbahaya

“Begini, jika engkau setuju maka kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, maka esoknya kembali menjadi milikmu, kemudian lusa menjadi milikku lagi, demikian selanjutnya selang-seling bergantian. Bagaimana?” tanya Utsman.

Yahudi itupun berfikir cepat,”… maka aku akan mendapatkan uang besar dari Utsman, tanpa harus kehilangan sumur milikku.” Akhirnya si Yahudi pun setuju menerima tawaran Utsman dan disepakati hari itu juga bahwa separuh dari Sumur Raumah adalah milik Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.

- Iklan -

Utsman pun segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di Sumur Raumah, untuk mengambil air secara gratis karena hari ini sumur Raumah adalah miliknya. Seraya ia mengingatkan agar penduduk Madinah mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2 hari, karena esok hari sumur itu bukan lagi miliknya. (p/wa/ana).

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU