Kisah SMKN 2 Gowa yang Berawal dari KONRI

Keberadaan SMK Negeri 2 Somba Opu Gowa, luar biasa perjalanannya. Melalui perjuangan Panjang. Dimulai dari KONRI (Konservatori Tari Inndonesia).

Dra Munasiah Dg Jinne yang mengawali kepemimpinan di sekolah yang kini menjadi “lumbung” seniman itu, menceriterakan sekilas ichwal perjalanan KONRI hingga kini bernama SMKN 2 Somba Opu Gowa Pada acara reuni sekaligus Pelantikan Pengurus Alumninya periode 2023-2028, yang digelar 25 Juni 2023 di Aula SMKN2 Somba Opu Gowa. Berikut kisahnya.

Bagi Munasiah yang akrab disapa Bunda, awal berdirinya SMK Negeri 2 Gowa yang cikal bakalnya bernama KONRI, “sungguh sangat luar biasa pemberian Allah SWT, kepada kita semua berupa nikmat dan kesehatan serta kesempatannya dalam menghadiri, reuni akbar SMKI, 25 juni 2023.”

Dari KONRI sendiri, sejak 49 tahun yang lalu. Dua tahun setelah KONRI berdiri, atau sejak 47 tahun yang lalu, berubah nama menjadi SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia). Untuk pertama kalinya, pada 47 tahun lalu, ada konsevatori kesenian selaras KKS yang merupakan cikal bakal SMKI

Baca Juga:  Siswa SMPN 2 Sengkang Raih Juara 2 Lomba Vlog “Stop Perkawinan Anak”

Tiga waktu berjenjang dalam siklus waktu 52 tahun dimulai sejak konsevatori KKS yang menjadi cikal bakal. “Namun bagi saya, 52 tahun saat ini seiring berjalannya waktu, kilas balik 29 Konri, 31 tahun SMKI, 26 KKS itu dihitung setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, yang diproklamasikan Presiden Soekarno. Diantara waktu-waktu yang saya sebutkan adalah sekilas situasi keikutsertaan insan seniman dalam pergaulan pendidikan, mengisi kemerdekaan berbagai kegiatan kesenian tari, musik karawitan, teater, drama, seni rupa, film sampai kini ada sinetron,” jelasnya.

Baca Juga:  Siswa SMPN 2 Sengkang Raih Juara 2 Lomba Vlog “Stop Perkawinan Anak”

Hal yang sama terjadi di Jogya, Solo, Bandung, Denpasar, Padang, Sumedang, Jakarta juga ada konsevatori yang dulu disingkat (KOKAR). Kemudian disusul terbentuknya Dewan Kesenian Jakarta, yang berpusat di Taman Ismail Marzuki.

Lalu bagaimana di Makasssar ?

Munasiah menceriterakan kisahnya. Saya mulai dari pengalaman saya disekolah rakyat, perguruan nasonal, saya satu kelas dengan Bau Appo, Bau Sawa, adik dari Andi Pangerang Pettarani, anak dari Andi Mappanyukki raja Bone yang tinggal di Jongaya. Satu kelas juga dengan Maryam Norma, Kartia Puderi,Yunus Dg Mila (Walikoat Makassar).

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU