Kisah SMKN 2 Gowa yang Berawal dari KONRI

Keberadaan SMK Negeri 2 Somba Opu Gowa, luar biasa perjalanannya. Melalui perjuangan Panjang. Dimulai dari KONRI (Konservatori Tari Inndonesia).

Pada waktu itu, anak-anak tersebut bermain sambil menari. Pada saat saya naik kelas VI, saya dipindahkan oleh paman dari Mandar ke sekolah SR Sudirman, dimana sekolah ini kebanyakan anak- anak Pemerintah. Disini saya sepermainan dengan Titik Sudiro ( anak Gubernur Indonesia Timur ). Tergabung di Pandu rakyat Indonesia/kurcaci. Disini pula, saya bersama Ida Yusuf Madjid, pada masa anak – anak itu.

Pada tahun 1954, tamat dari SR Sudriman, melanjutkan ke SGB Putri. Dan tinggal di asrama kurang lebih 4 tahun. Pada tahun-tahun inilah saya banyak belajar tentang tari, Ma’inang, Katung, Kampar, Serampang 12. Karena direktris SGB Indo Belanda, maka di sekolah belajar juga, dansa, tenggo, caca, wals.

Tahun 1957, PON ke 4 dilaksanakan di Makassar. Pada waktu itu ditampilkan senam gimnastik (senam indah). Disana saya salah satu instruktur, pada siswa SMP dan SMA. Pelatih inti dari bandung 3 orang. Saya sebagai asiten instruktur bersama ibu Raisa Ispini (Guru senam).

Tahun 1958, saya tamat dari SGB. Pada saat itu, saya diminta menghadap Gubernur Sulawesi bersama Zaenab. Kemudian mendapat SK Gubernur Sulawesi, sebagai guru dan diperbantukan pada kantor Gubernur Sulawesi bagian PP&K dengan kepala Biro PP&K, adalah Kusnuldanupoyo.

Saya bertugas sebagai guru pelatih tari/kesenian pada setiap kursus aplikasi kesenian tari, mengajar tari pada PGSLP (Pelatihan Guru Sekolah Lanjutan Pertama). Dan PGSMTA ( Menengah Atas) mengajar/melatih pada kegiatan ABRI masuk desa. Kemudian pada setiap kursus aplikasi kesenian pertunjukan pada setiap perayaan 17 Agustus, baik di Makassar maupun di Jakarta.

Tahun 1956-1960, sebagai penari bersama teman-teman penari, Nur Aini Ambong, Nurqalbi Ambong, Rosmila Sonda, Normawati S.Andi Mince P. Rosdiana Mangemba, Emmy Naim, Andi Bau Dellong, Andi Unga, Andi Bungawali, Diana Sulaeman.

Untuk melatih kami, dibentuk pemilik kebudayaan kota Makassar, dipimpin Muhammad Salim. Diantara aggotanya, saya ( Munasiah ), Andi Syaira, Massakirang, Husnahdunuyali, Andi Nelly Tonra, Rahmatiah, Andi Najma Tanjong.

Saya juga mengajar pada sekolah Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani pada saat Kepsek Nicoliputo T. Tahun 1958, Ny Nurhani Sapada membuka kursus tari dan saya sebagai pelatih. Tahun 1962, Hj Nurhani Sapada, Mattulada, H. D. Mangemba, M. N. Syam, Razak Palallo, Rosdiana, dan saya sebagai pelatihnya.

Tahun 1969, berdiri Dewan Kesenian Makassar, Munasiah sebagai Ketua Departemen seni tari. DKM, didirikan oleh Rahman Arge, Arsal Al Habsyi, Husni Jamaluddin, Hisbulding Patunru, Aspar Paturusi, Ali Walangadi, SA Yatimayu, Mattulada, HD Mangemba.

- Iklan -

Pada saat Walikota HM Dg Patompo, tahun 1964 – 1971, saya jadi ketua IKS (Institut Kesenian Sulawesi). Tahun 1965, diadakan Mubes Tani di Jakarta, Makassar mengirim 300 orang ke Mubes Tani, yang dipimpin Kepala Deppen, Muh.Reza, menampilkan tari kesenian Mamasa, Musik Pompang, Burake, Malluya, Pattuddu. Kemudian tari yang dilombakan pada Mubes Tani, Tari Pagallung, yang berhasil juara II seluruh Indonesia, ciptaan Munasiah.

Tahun 1971, Mattulada, HD Mangemba, Munasiah, terpilih pada Musker IKS sebagai Ketua. Atas pengalaman yang memadai, yang penuh dengan desikasi, dan dukungan HA.Nurhani Sapada, Mattulada, HD Mangemba dan Pengurus DKM, maka didirikanlah Konsevatori Kesennian Sulawesi, 7 April 1971. HD Mangemba, Munasiah sebagai Direktur. Sekretaris Andi Mappaganti, dengan siswa 39 orang.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU