Klasifikasi Jamur : Cara Hidup Dan Habitat Jamur

Klasifikasi jamur – Cara hidup jamur dan habitat jamur adalah pokok pembahasan materi pelajaran biologi yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Didalam kehidupan sehari-hari, kita memanfaatkan jenis jamur tertentu dalam pembuatan beberapa bahan makanan.

Adapun sebelum memasuki point pokok penjelasan yang akan dibahas seputar klasifikasi jamur dan kehidupan jamur yakni bagaimana cara hidup dan perkembangan jamur, cara jamur memperoleh nutrisi serta bagaimana habitat jamur sehingga kalian dapat memahami dengan mudah tentang klasifikasi jamur berdasarkan cara hidup dan habitat aslinya.

Cara hidup jamur

Jamur sebagai organisme heterotrof dapat memperoleh makanannya dengan cara menyerap zat organik dari tempat hidupnya (habitat). Nutrisi yang berupa zat organik kompleks dapat diuraikan secara ekstraseluler (diluar sel tubuh) menjadi zat organik yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim hidrolitik, misalnya adalah seperti jamur Rhizopus oryzae.
Rhizopus oryzae adalah jamur yang tumbuh pada kedelai sehingga menyebabkan kedelai menjadi lunak karena dicerna dengan menggunakan enzim yang dikeluarkan oleh jamur, sehingga terbentuk tempe. Zat organik yang diserap jamur digunakan untuk aktivitas hidupnya, sebagian nya lagi disimpan sebagai cadangan makanan berupa glikogen.

Cara jamur memperoleh nutrisi

Adapun cara jamur memperoleh nutrisi menjadi dasar pengelompokan jamur menjadi jamur saproba atau pengurai, jamur parasit dan jamur simbiosis mutualisme. Untuk mengetahui penjelasan masing-masing bagaimana cara memperolehnya, dapat kalian temukan jawabannya sebagai berikut dibawah ini :
1. Jamur Saproba (Pengurai)
Jamur saproba memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan organisme yang telah mati atau bahan organik lainnya. Jamur saproba dapat tumbuh pada tumpukan sampah organik yang basah, bahan makanan, batang pohon yang tumbang, tumpukan kertas basah, pakaian, sepatu, tas kulit dan lain-lain. Jamur saproba mempunyai peranan sangat penting dalam ekosistem, yaitu sebagai pengurai (dekomposer) sisa-sisa organisme untuk mengembalikan unsur hara ke dalam tanah.
2. Jamur parasit
Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh organisme lain yang ditumpangi (inang). Jamur parasit dapat menyebabkan penyakit bagi inang yang ditumpanginya. Misalnya jamur penyebab panu yang tumbuh di kulit dan penyebab ketombe di kulit kepala, pneumonia carinii jamur (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS) dan jamur Arthrobotrys yang menjadi parasit cacing Nematoda.
3. Jamur simbiosis mutualisme
Jamur simbiosis mutualisme mendapatkan nutrisi dari organisme hidup lain, tetapi dapat memberikan keuntungan bagi organisme pasangan simbiosisnya, misalnya liken (lumut kerak).

Habitat jamur

Jamur mempunyai habitat yang beraneka ragam sesuai cara hidupnya (saproba, parasit atau simbiosis mutualisme). Jamur saproba dapat tumbuh subur pada sisa-sisa organisme, baik yang berada dilingkungan darat, air tawar maupun air laut.
Di lingkungan darat, jamur tumbuh ditempat yang lembab sehingga jamur dapat tumbuh dengan subur pada saat musim hujan. Beberapa jenis jamur dapat tumbuh pada lingkungan yang sangat asam atau manis.
Jamur parasit dapat hidup pada organisme dengan berbagai kondisi sel inang, misalnya pada jaringan kulit, organ dalam tubuh serta berbagai jaringan tumbuhan. Sementara jamur yang hidup secara simbiosis mutualisme (liken) dapat hidup di daerah kutub yang sangat dingin, di gurun yang sangat panas, pada batuan dan juga menempel di pohon-pohon.
______
Sumber : Materibelajar.id
Baca Juga:  Mengenal Rafflesia Arnoldii tumbuhan unik di dunia

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU