Klasifikasi Jamur, Pengertian, Ciri, Struktur dan Reproduksi, Jamur atau fungi adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Dilansir dari laman Materibelajar.co.id, berikut ini penjelasan lengkap dari Klasifikasi Jamur, Pengertian, Ciri, Struktur dan Reproduksi.
Pengertian Jamur
Jamur atau fungi adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Klasifikasi Jamur
Berikut ini merupakan klasifikasi jamur dan penjelasannya :
1. Ascomycota
Ascomycota merupakan kelompok jamur yang hifanya bersekat, dan di tiap sel hifanya berinti satu. Yang unik dari kelompok ini adalah, terdapat alat pembentuk spora yang disebut askus. Kelompok ini bisa berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Contoh: Penicillium sp, Aspergillus sp & Saccharomyces cerevisiae (ragi)
2. Deuteromycota
Deuteromycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan cara aseksual. Hifanya bersekat, dan hidupnya menempel pada sisa-sisa makanan. Tetapi selain itu ada jenis tertentu dari kelompok ini yang sifatnya parasit. Contohnya seperti : Candida albicans (jamur yang menyebabkan penyakit infeksi pada alat kelamin wanita ).
3. Basidiomycota
Basidiomycota merupakan jamur yang hidupnya sebagai saprofit (tinggal dengan inang berupa makhluk hidup yang sudah mati) dan parasite. Biasanya, kelompok ini berkembang biak secara seksual. Contohnya seperti : Volvariella volvacea (jamur merang).
4. Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang bentuk sporanya berdinding tebal. Adapun karakterisktik dari klasifikasi jamur ini yaitu hifa tidak bersekat dan memilik beberapa inti (koenositik), reproduksi seksual dan aseksual, terdapat rhizoid. Kelompok ini bisa berkembang biak baik secara seksual ataupun aseksual. Contoh: Rhizopus stolonifer ( jamur yang tumbuh di roti), Rhizophus oryzae (jamur yang tumbuh di tempe).
Ciri – Ciri Jamur
Jamur memiliki banyak sel (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak bisa membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada juga yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose namun ada juga yang dari bahan kitin. Struktur tubuh terdiri dari benang – benang halus yang mana benang – benang tersebut disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi untuk menyerap zat – zat organik pada subtrat atau medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa disebut dengan stolon. Jamur yang bersifat parasit mempunyai houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara aseksual (Vegetatif) dan ada yang secara seksual (Generatif). Secara aseksual dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara seksual dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Mempunyai keturunan diploid yang singkat. Biasanya berada di tempat lembab karena juga menjadi habitatnya, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari.
Struktur Jamur
Berikut ini terdapat beberapa struktur fungi (jamur), antara lain:
- Struktur tubuh jamur terdiri dari sel eukariotik yang tersusun oleh dinding sel yang mengandung zat kitin. Yang unik zat kitin pada jamur serupa dengan zat kitin pada kerangka luar athropoda sobat. Zat kitin ini tersusun atas polisakarida, sifatnya kuat dan juga fleksibel.
- Jamur yang sifatnya parasitisme mempunyai hifa yang termodifikasi yang dinamakan haustorium.
- Haustorium ini mempunyai ujung yang fungsinya menembus jaringan host dan mengabsorbsi nutrisi dari host.
- Hifa pada jamur juga mempunyai pembatas antar sel yang disebut septa. Septa pada jamur mempunyai pori yang cukup besar sehingga organel sel bisa mengalir dari sel ke sel lainnya.
- Terdapat beberapa jenis jamur, hifa tidak mempunyai sekat yang disebut dengan hifa asepta. Hifa ini adalah massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang disebut dengan hifa senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel yang berulang tanpa disertai dengan pembelahan sitoplasma.
- Benang-benang halus (Hifa) yang menyusun tubuh jamur.
- Miselium ini sendirilah yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh buah seperti pada jamur merang.
- Hifa yang bercabang-cabang saert membentuk miselium memungkinkan jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
- Hifa pada jamur bisa bercabang-cabang yang nantinya akan membentuk jaringan yang dinamakn miselium.
- Hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini disebut dengan miselium generative.
Reproduksi Jamur
Reproduksi jamur dibedakan ke dalam 2 cara yaitu seksual (Generatif) dan aseksual (Vegetatif), adapun penjelasannya sebagai berikut :
Seksual : Reproduksi jamur secara seksual diawali dengan cara penyatuan hifa / singgami yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses tersebut akan menghasilkan spora seksual yaitu askospora, basidiospora, dan zigospora.
Aseksual : Untuk jamur memiliki satu sel tunggal akan membentuk kuncup atau tunas untuk menghasilkan keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan bisa melakukan proses fragmentasi & menghasilkan spora aseksual atau sporangoispora atau konidiospora. Kedua spora aseksual tersebut mempunyai sifat haploid.
Kandungan Gizi Pada Jamur
Banyak sekali manfaat yang terkandung di dalam jamur yang perlu kalian ketahui, lalu apa saja Kandungan Gizi yang ada pada jamur, simaklah Tabel berikut ini :
Kandungan Gizi Jamur
- Jumlah Per : 100 g
- Kalori (kcal) : 22
- Jumlah Lemak : 0,3 g
- Lemak jenuh : 0,1 g
- Lemak tak jenuh ganda : 0,2 g
- Lemak tak jenuh tunggal : 0 g
- Kolesterol : 0 mg
- Natrium : 5 mg
- Kalium : 318 mg
- Jumlah Karbohidrat : 3,3 g
Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Klasifikasi Jamur. Semoga bermanfaat.