Ide awal untuk membentuk komunitas ini berasal dari tiga mahasiswa yang bernama Muhammad Sarwono S, Nur Rahmah HM dan Rahmat R. Ketiganya kemudian bersepakat untuk memberi nama Komunitas Sastra Berkata (Kosa Kata), yang tercetus pada 20 Oktober 2017 dan resmi berdiri pada Desember 2017.
Komunitas Sastra Berkata (Kosa Kata) adalah komunitas yang bergerak di bidang sastra dan seni yang bernaung di kota Makassar. “Spirit awal didirikan Kosa Kata adalah menjadikan komunitas ini sebagai ‘rumah’ yang ramah bagi penghuninya, mengutamakan sifat kekeluargaan dan mendahulukan kepentingan Kosa Kata,” jelas Rahmat R.
“Berkarya di Kosa Kata bagian nomor dua, yang utama adalah membangun rasa kekeluargaan yang harmonis, nyaman dan menjadi wadah yang selalu dirindukan,” tambahnya.
Damar Manakku, sapaan dari Rahmat R mengatakan, Kosa Kata akan mendukung keseriusan anggota keluarganya dalam berkarya. “Tapi yang paling baik adalah saling mendukung satu sama lain, topanglah rumah Kosa Kata dengan tiang persaudaraan,” katanya.
Selain menjunjung tinggi asas-asas kekeluargaan, tujuan lahirnya Kosa Kata adalah sebagai wadah aspirasi sastra bagi masyarakat pada umumnya, dan bercita-cita membumikan sastra bagi semua kalangan.
“Di rumah Kosa Kata ada kepala keluarga (ketua), ada program keluarga, ada peraturan keluarga. kami menerima siapa saja yang ingin jadi anggota keluarga, bahkan di luar kalangan mahasiswa sekali pun. Semurni-murninya cita-cita kami adalah ingin menjadikan rumah ini sebagai ladang ilmu, ladang karya, dan ladang amal,” terangnya.
Pertunjukan Panggung
Panggung Kemanusiaan yang mengusung tema utama “Menafsir Manusia di Balik Zaman” merupakan ajang kreativitas Kosa Kata dalam bentuk kesenian dan kesastraan yang dikemas dalam bentuk pertunjukan yang bersifat kreatif dan membangun.
Perilaku manusia yang tidak manusiawi. Peperangan besar terjadi dimana-mana, konflik kemanusian, pendidikan nasional tak merata, pelecehan hak-hak asasi manusia, ujaran kebencian dan sebagainya melahirkan kegelisahan dan keresahan anggota keluarga Kosa kata yang kemudian dituangkan ke dalam pertunjukan panggung kemanusiaan tersebut.
Berbagai item pertunjukkan ditampilkan yang terdiri dari: sandiwara (teater) dengan judul naskah “Nyanyian Perang untuk Kita yang Kalah”, parade puisi “Huru Hara”, tari moderen dengan tema “Spirit Pakarena dalam Memandang Manusia”, musik “Syair Air Mata” dan “Pembebesan”, visualisasi puisi, “Kebangkitan”, dan barzanji “Narasi Penciptaan Manusia”.
Sementara itu, Muhammad Sarwono selaku salah satu pencetus Kosa Kata berharap Kosa Kata bisa tumbuh dan berkembang menjadi wadah bagi anggota Kosa Kata menyalurkan hobinya. “Harapannya mudah-mudahan dengan adanya komunitas Kosa Kata Makassar bisa menjadi wadah bagi teman-teman yang punya bakat dan hobi di bidang kesenian (pertunjukan). Kemudian bagaimana meninggikan sikap kekeluargaan dan memiliki visi menyatu dalam keluarga, berjuang lewat karya, berdakwah lewat sastra dan seni. Oleh sebab itu, bagi komunitas seni tanpa berkarya bagai asap tanpa api,” harapnya. (*)