Komunitas Literasi Perempuan: Wadah Perempuan Kembangkan Literasi

Literasi merupakan hal penting untuk seluruh umat manusia, pada kegiatan membaca, menulis dan berbicara. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, literasi kurang diminati, terutama oleh kaum perempuan. Mereka cenderung memiliki minat relatif rendah kepada literasi dibanding laki-laki.

Sementara literasi dapat membantu orang berpikir secara kritis, dengan tidak mudah terlalu cepat bereaksi. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca. Membantu menumbuhkan serta mengembangkan nilai budi pekerti yang baik dalam diri seseorang.

Dengan demikian, diperlukan adanya literasi untuk membentengi keberadaan informasi yang mengarah pada sisi negatif yang dapat berdampak buruk, tidak hanya bagi perempuan itu sendiri tetapi juga bisa saja keluarganya, terutama anak-anaknya.

Maka dari itu, Siti Indah Khanazahrah bersama rekannya, memberikan wadah melalui Komunitas Literasi Perempuan, yang mulai terbentuk pada 10 Maret 2021. Dalam hal ini, terfokus kepada perempuan untuk mengembangkan minat pada literasi.

Pendiri Komunitas Literasi, Zahrah mengatakan bahwa ia melihat di sekitarnya, komunitas literasi lainnya yang ada di Makassar kebanyakan dari mereka adalah laki-laki. Perempuan cenderung kurang banyak mendalami tentang literasi.

“Kita melihat realitas memang tidak terlalu banyak yang bergelut dalam dunia kepenulisan. Ya kalau bicara soal literasi perempuan, khususnya di Makassar, itu masih sangat kurang soal menulis, membaca dan diskusi,” ungkap Zahra kepada FAJAR PENDIDIKAN.

Dengan demikian, hal yang kemudian terpikirkan oleh Zahra dan teman-temanya ialah memberikan sebuah wadah atau ruang bagi mereka yang memiliki minat belajar literasi bersama dan membantu menumbuhkan keinginan perempuan dalam dunia literasi.

Baca Juga:  Gerakan "Sahabat Nasional", Bantu Siswa Tak Mampu dan Berdayakan Lansia

“Jadi itu realitas yang kita lihat, makanya muncul keinginan dari saya dan teman-teman perempuan untuk membentuk semacam komunitas yang kira-kira bisa merangkul perempuan untuk bisa bergabung dalam kegiatan-kegiatan literasi ini,” ungkapnya.

“Sebenarnya komunitas-komunitas literasi sudah banyak yang ada di Makassar, tapi kalau kita lihat sedikit perempuan bergabung. Oleh karena itu, kami mau mengajak perempuan-perempuan untuk terlibat dalam komunitas ini,” tambah Zahra.

- Iklan -

Kegiatan Literasi

Berbagai kegiatan yang dilakukan Komunitas Literasi Perempuan, yaitu bertemu dalam sebuah forum setiap minggu untuk melakukan kegiatan literasi, seperti menulis buku, artikel, membedah buku dan kemudian mendiskusikannya bersama teman-teman komunitas.

“Makanya kita bikinkan ruang untuk mereka bisa bergelut juga, ya walaupun jangan terlalu pasif tapi kita belajar dari dasar. Tujuanya itu sederhana, ingin membangun kepiawaian atau kecenderungan literasi dalam diri setiap perempuan.”

Dengan niat membangun kesadaran literasi untuk perempuan adalah hal yang sangat utama untuk pencapaian komunitas ini. Karena dengan kesadaran sendiri yang ditanamkan dalam diri seseorang, maka nantinya dengan sendirinya akan menjadi kebiasaan gemar literasi.

Baca Juga:  7 Mitos Seputar Kesehatan Perempuan yang Perlu Kamu Ketahui

“Karena kan namanya menulis itu, kita juga harus membangun kesadaran. Jadi menulis itu bukan untuk dipaksakan, tapi untuk kesadaran. Untuk membangun kesadaran, berarti kita harus banyak membaca, kan akan terlahir sendiri kesadaran literasi itu ketika sudah banyak bacaan.”

“Jadi itu yang mau kita genjot, kita lebih banyak membaca dulu. Kemudian untuk mereviewnya, teman-teman bisa dalam bentuk buku langsung, membuat puisi dan artikel. Intinya lahir kesadaran untuk ingin menulis, jadi tidak dipaksakan,” terang Zahra.

Dia berharap, dengan adanya komunitas ini bisa menjauhkan perempuan dari kesalahan tingkah dan menjadi lebih baik. Karena, mendengar kabar kasus terkait pengeboman di Gereja Katedral Makassar, terlibat seorang perempuan sehingga ia menganggap bahwa pelaku itu juga kurang literasi.

“Terkait realitas, khususnya perempuan yang di Makassar ada peristiwa bom bunuh diri itu, di situ juga ada keterlibatan perempuan. Mungkin juga itu bisa jadi salah satu pertimbangan kita bahwa salah satu tujuannya kelas literasi perempuan yang kita bikin, itu setidaknya bisa menjadi kontribusi bagaimana perempuan supaya tidak terlibat dalam aksi-aksi teror,” pungkasnya. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU