Konsulat Jenderal Australia Bantu Teknologi Tepat Guna di Pinrang

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Konsulat Jenderal Australia di Makassar melalui Phinisi Global Foundation melakukan pendampingan pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar di Desa Mattiro Ade, Kabupaten Pinrang, Sabtu, 5 Desember 2020.

Kegiatan yang digelar di Tempat Pengolahan Sampah 3R Desa Mattiro Ade dimaksudkan untuk membantu masyarakat setempat agar bisa meminimalisir sampah plastik, bahkan bisa menghasilkan bahan bakar minyak.

Sebelum meninjau dan mencoba alat teknologi tepat guna pengolahan sampah tersebut, warga menerima sosialisasi pengolahan sampah di Aula Kantor Desa Mattiro Ade. Materi sosialisasi dibawakan oleh Amrullah, S.KM, M.Kes. dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang.

Sosialisasi tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pinrang. Turut hadir camat Patampanua, sekretaris Pokja 4 Tim Penggerak PKK, Kepala Puskesmas Leppangeng, Kepala Desa Mattiro Ade dan sejumlah warga. Sementara itu, Phinisi Global Foundation diwakili oleh Muhammad Rachmat, S.KM, M.Kes beserta Muh. Saleh Jastam selaku pembina Yayasan.

“Pengembangan teknologi tepat guna ini dibiayai oleh Australian Aid (AusAid) melalui Consulate General di Makassar. Kita berharap agar teknologi tepat guna ini bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan alat pengolah sampah plastik yang lebih baik dan kapasitas lebih besar,” jelas Muhammad Rachmat yang juga dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Sementara itu, Rustam selaku penanggung jawab kegiatan berharap bisa dilanjutkan dengan pengembangan alat pembuatan paving block dari limbah plastik.

“Hasil pembakaran sampah plastik dapat menghasilkan bahan bakar. Kualitas bahan bakar tersebut sangat tergantung dari kualitas sampah yang diolah. Hasil pembakaran juga dapat diproses lebih lanjut menjadi paling block,” tutup Rustam.

Teknologi tepat guna pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar ini dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Ain Khair, S.KM, M.Kes. yang merupakan dosen di Poltekkes Kemenkes Makassar. Alat ini dikembangkan dengan metode pirolisis.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU