Krisis Batu Bara Kian Berkepanjangan, Akankah PLN Batu Bara Di Tutup?

PT PLN Batubara adalah perusahaan yang didirikan sebagai anak perusahaan PT PLN Persero untuk menyediakan batubara berkualitas dalam penyediaan energi listrik di Indonesia PT PLN Batubara bertugas untuk memastikan kualitas ketersediaan serta pembiayaan batubara untuk berbagai PLTU di Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir tengah melakukan kajian terkait kelangsungan anak usaha PT PLN (Persero) yakni PT PLN Batu Bara. Erick juga tak menutup kemungkinan akan mengurangi anak usaha PLN.

“Ini (PLN Batu Bara) salah satu yang akan kita tinjau apakah perusahaan ini nanti dimerger, ditutup ataupun apapun, belum mengambil keputusan itu karena kan kita tidak mungkin mengambil keputusan mendadak. Ini yang kita lagi pelajari, dan bukan nggak mungkin juga, berapa banyak lagi anak-anak perusahaan PLN yang harus kita juga kurangi,” katanya di Kementerian BUMN Dikutip dari Detik.com, Kamis (6/1/2022).

Baca Juga:  PWI Pusat Gelar Kick-Off HPN 2025 Riau di Anjungan TMII

Ia juga mengatakan bahwa direksi dan komisaris juga bisa menekan capex PLN sampai 24 triliun. Kemudian, hutang PLN turun dari Rp500 triliun menjadi Rp460 triliun. Erick mengatakan, kelanjutan PT PLN Batu Bara ditinjau dengan pertimbangan supaya tidak memperpanjang birokrasi.

“Salah satunya adalah tadi bagaimana kita juga me-review keberadaan PLN Batu Bara, PT PLN Batu Bara yang merupakan anak perusahaannya. Jangan sampai ini menjadi kepanjangan lagi birokrasi yang tidak penting,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Erick mengatakan, pasokan batu bara untuk PLN saat ini sudah cukup. Sebelumnya, PLN terancam krisis batu bara.

Baca Juga:  Kick-Off HPN 2025, PWI Pusat Peringati Hari Pahlawan

“Kalau saya kan tupoksinya di PLN apakah kebutuhan batu bara yang dibutuhkan PLN pada saat ini sudah terpenuhi sekarang, yang kemarin belum terpenuhi, sekarang sudah terpenuhi,” ujarnya.

Meski cukup, Erick menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang. Ia tak ingin, masalah krisis batu bara terulang terus.

“Kalau kami dari Kementerian BUMN kita melihat dari data-data yang PLN berikan kepada saya bahwa sekarang jumlahnya sudah cukup tetapi kan nggak bisa cukup terus, atau nanti kurang terus, itulah yang sejak awal saya bilang mesti ada planing jangka panjang. Tidak bisa tadi dalam situasi ini kita selalu terkaget-kaget dan saya sudah meetingkan Januari 2021 masa tiap tahun terulang,” paparnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU