Universitas Negeri Makassar (UNM) mengukuhkan dua profesor sebagai guru besar dalam bidang ilmu pendidikan teknologi dan kejuruan di Menara Pinisi, Rabu 24 Agustus 2022. Mereka adalah Prof. Dr Purnamawati, M.Pd dan Prof. Dr. Ir Hasanah Nur, M.T.
Rektor UNM Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng dalam sambutannya mengatakan, gelar profesor adalah impian semua orang di perguruan tinggi karena merupakan predikat tertinggi.
Menurutnya, kedua profesor yang dikukuhkan ini merupakan sosok hebat karena bisa memberikan solusi dari permasalahan yang ada, dimana dunia industri harus didekatkan dengan dunia pembelajaran.
“Keduanya memang sangat layak menjadi guru besar. Mereka memberikan solusi pembelajaran efektif untuk SMK sekaligus di perguruan tinggi,” ujar Prof Husain Syam.
Ia berharap kedua profesor ini bisa mendeseminasikan ilmunya ke sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi atau lebih luas lagi.
Melihat hal itu, UNM sejak tiga tahun terakhir telah berusaha menjadi kampus enterprenuer. Pasalnya, untuk menopang perekonomian, tujuh persen dari total penduduk Indonesia harus berwirausaha.
“Untuk mencapai hal itu, seorang guru dituntut selalu inovatif menemukan model – model pembelajaran baru, jangan larut dengan yang ada. Sehingga alumni UNM harus bisa menjadi warna baru di manapun berada,” ditambahkannya, bahwa untuk saat ini UNM sudah memiliki 99 Guru Besar. cetus Prof Husain.
Sementara Prof. DR. Ir Hasanah Nur dalam pidatonya pengukuhan profesornya mengangkat judul “Membangun Jiwa Enterprenuer dan Karakter Kewirausahaan Melalui Teaching Factory Pada Pendidikan Vokasi dan Kejuruan di Indonesia”.
Menurut Prof Hasanah, pendidikan dan pelatihan vokasi pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, perlu membekali lulusannya dengan berbagai kecakapan yang lebih umum.
Yaitu kecakapan hidup dan berkarir, kecakapan dalam belajar dan berinovasi serta memanfaatkan informasi, media dan teknologi.
“Selain hal tersebut, jiwa enterprenuer dan karakter kewirausahaan harus dikembangkan pada peserta didik agar setelah lulus bisa mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan, ” papar Prof Hasanah.
Tidak hanya itu, perlu juga dilakukan pembentukan sumber daya manusia (SDM). Tujuannya, untuk meningkatkan produktivitas agar peran SDM dalam proses pembangunan lebih maksimal.
Prof. Dr Purnamawati, M.Pd dalam pidatonya mengangkat tema “Pembelajaran Berbasis Teaching Industri untuk Menumbuhkembangkan Critical Thinking Skill Sekolah Menengah Kejuruan”.
Dalam pemaparannya, tuntutan tenaga terampil lulusan SMK semakin meningkat. Untuk itu, SMK perlu mempersiapkan dsn membekali peserta didiknya dengan pengetahuan dsn keterampilan yang sesuai kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Sehingga, pembangunan SMK diarahkan pada peningkatan daya saing internasional sebagai pondasi dalam membangun kemandirian daya saing bangsa, tentunya dalam menghadapi persaingan global.
“Pendidikan kejuruan berkaitan dengan pengembangan ilmu yang mempelajari sifat pekerjaan, aspek pekerjaan, jalur dan jenjang kerja melalui pengembangan kompetensi atau skill kerja yang dibutuhkan dunia kerja,” paparnya.
Dengan demikian, dunia pendidikan kejuruan juga harus mengikuti perubahan zaman. Akibatnya revitalisasi pendidikan kejuruan perlu dilakukan untuk menyiapkan tambahan 58 juta tenaga kerja dengan keterampilan Abad ke 21 pada kurun waktu 15 tahun mendatang.
“Itu untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia di 2030,” pungkasnya.