Kultum Ramadhan Singkat Tema Meraih Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar di ketahui adalah malam mulia yang jatuh di bulan Ramadhan. Barikut Contoh ceramah atau kultum tentang amalan meraih malam lailatul Qadar.
Dikutip Galamedia dari Ngaji.Id, dan Galamedia, berikut teks kultum Ramadhan singkat tentang Meraih Lailatul Qadar.
Semoga anda tidak kehilangan keistimewaan bulan Ramadhan, terlebih kita akan memasuki sepuluh akhir bulan ramadhan. Dalam kaidah kehidupan kita dalam beragama, Nabi kita mengatakan:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيم
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)
Sehingga akhir Ramadhan menentukan baik-buruknya Ramadhan yang kita lalui. Sudah menjadi kebiasaan Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau setiap memasuki sepuluh akhir bulan Ramadhan:
شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Beliau mengencangkan sarungnya dijelaskan para ulama inayah menjauhi para istrinya, dalam rangka untuk konsen beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memaksimalkan dalam memperbanyak taqorrub kepada Allah Ta’ala.
Menghidupkan malamnya yakni lebih banyak begadang, dalam rangka untuk menghidupkan malam dengan berbagai macam amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, istighfar dan semisalnya dari amal sholeh, menjadikan kebanyakan malamnya dihidupkan, tidak di posisi mati/tidur, tapi menghidupkan malamnya yaitu dengan memperbanyak amal-amal sholeh.
Dan membangunkan keluarganya, yang menunjukkan perhatian Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kepada keluarganya, agar tidak terluput dari keistimewaan, kebaikan yang banyak di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.
Karena terlewatkan saat-saat spesial di akhir bulan Ramadhan, sungguh merupakan kerugian yang sangat besar:
مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Barangsiapa yang dia terhalang dari kebaikan di malam-malam bulan Ramadhan -terlebih lailatul qadar-, sungguh dia telah terhalang dari kebaikan yang banyak”.
Jamaah yang di rahmati Allah.
Kebiasaan kita justru akhir Ramadhan, ibaratnya sudah buyar konsentrasi kita berkaitan dengan Ramadhan. Makanan kemudian baju baru dan semua hal yang baru, dalam rangka menyambuth Ramadhan, bahkan membuyarkan konsentrasi di akhir Ramadhan. Ini tentu sangat disayangkan, kesempatan istimewa bisa terlewatkan karena kesibukkan kita seputar masalah itu.
Jamaah yang di rahmati Allah.
Tentu ini membutuhkan persiapan yang lebih ekstra lagi, seandainya ketika kita memasuki Ramadhan, kita siap-siap masuk Ramadhan dengan segala macam yang harus kita siapkan, ilmu kita, hati kita, konsentrasi kita. Bagaimana kita bisa betul memasuki Ramadhan, sehingga tinggal tancap gas. Maka memasuki era sepuluh terakhir Ramadhan, kita bersiap untuk kedua kali. Karena kita ini akan menanjak lagi, akan masuk wilayah tanjakkan yang mesti lebib ekstra lagi kita siapkan.
Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan.
1. Pancangkan niat, tancapkan niat, ‘saya mesti dapat Lailatul Qadar’, ‘saya harus berusaha keras mendapatkannya!’.
Sehingga apapun yang mesti dilakukan, dia siapkan. Siapkan niat baik-baik, tancapkan niat dalam hati kita.