Siapa yang tidak kenal Tere Liye, seorang penulis buku yang karya-karyanya sangat dikagumi oleh para anak-anak, remaja dan bahkan orang dewasa. Tere Liye sendiri merupakan nama pena dari seorang yang nama aslinya Darwis.
Novel-novelnya yang begitu terkenal dan mudah untuk dipahami menjadikan Tere Liye seorang penulis yang sangat dikagumi banyak orang. Ia merupakan penulis buku yang kerap menjadi best seller dan judul-judul novelnya termasuk 10 besar di antara buku-buku di Indonesia.
Salah satu karyanya yang terkenal berjudul Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga serta Moga Bunda Disayang Allah yang kemudian diangkat menjadi film.
Selain novel-novel diatas, masih banyak lagi karya-karyanya yang terkenal. Namun pada kesempatan kali ini kita hanya akan membahas mengenai kumpulan quote-quote yang terdapat dalam novel Tere Liye yang mampu mengubah hidupmu dan menjadikanmu pribadi yang lebih baik lagi.
Berikut kumpulan quote yang dikumpulkan dari berbagai novel Tere liye.
“Ada banyak hal-hal hebat yang tampil sederhana. Bahkan sepertinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan. Karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.”
― Tere Liye, Tentang Kamu
“Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru.”
― Tere Liye, Tentang Kamu
“Lepaskanlah. Maka besok lusa, jika dia cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei, kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya.
Tetapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.”
― Tere Liye, Rindu
“Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia.
Apakah mudah melakukannya? Itu sulit. Tapi bukan berarti mustahil.”
― Tere Liye, Rindu
“Berhenti lari dari kenyataan hidupmu. Berhenti cemas atas penilaian orang lain, dan mulailah berbuat baik sebanyak mungkin.”
― Tere Liye, Rindu
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Saat seorang menunaikan janjinya dengan sungguh-sungguh. Apapun harganya, meski menyakitkan, meski penuh tantangan dan cobaan, dia tetap berusaha menunaikan janjinya. Meski merangkak…. Meski terduduk, menangis tanpa air mata lagi….”
― Tere Liye, Janji
“Kita selalu bisa memilih, bersabar atau marah. Bersyukur atau ingkar. Bahkan saat situasi itu memang menyakitkan, boleh jadi tetap ada kebaikan di sana. Dan orang-orang yang sabar dan bersyukur akan memilih mengingat hal-hal yang baik dibandingkan yang menyakitkan.”
― Tere Liye, Janji
“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Kebaikan itu memang tak selalu harus berbentuk sesuatu yang terlihat.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Benarlah kata orang-orang, prinsip hidup itu teramat lentur, Prinsip itu akan selalu berubah berdasarkan situasi yang ada di depan kita, disadari atau tidak.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Kesetiaan terbaik adalah pada prinsip-prinsip hidup, bukan pada yang lain. Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya.”
― tere liye, Pulang
“Dalam banyak hal kita tidak bisa memilih waktu terbaik. Saat sesuatu itu datang, kita hanya bisa bersiap menghadapinya.”
― Tere Liye, Pergi
“Entahlah hidupku selalu saja dipenuhi dengan pertanyaan. Aku tidak tahu harus pergi kemana sekarang, dan Aku juga tidak tahu harus pulang kemana. Pulang Pergi. Hidupku hanya berputar-putar di persoalan itu saja.”
― tere liye, Pulang Pergi