Hallo! Kali ini kita akan kembali membahas Kunci jawaban latihan soal harian IPS tema 5 kelas 4 SD tentang sejarah Sultan Ageng Tirtayasa dan Kerajaan Banten.
Teman-teman simak pembahasan kunci jawaban dari latihan soal harian muatan pelajaran IPS tema 5 kelas 4 SD dan MI tentang Sultan Ageng Tirtayasa dan Kerajaan Banten.
Merupakan hasil pembahasan bersama dengan Dodi Iswanto S.Pd, seorang tenaga pendidik di Medan, Sumatera Utara.
Adik-adik dapat mencari jawaban lainnya dengan bereksplorasi lebih lanjut, contoh jawaban ini tidak selamanya mutlak.
Contoh kunci jawaban tema 5 kelas 4 SD dan MI ini hanya berlaku sebagai panduan untuk orang tua.
Namun jika mengalami kesulitan saat menjawab, diperkenankan untuk bertanya kepada ayah dan ibu di rumah.
Sebelum memulai pembahasan kali ini, kita harus terlebih dahulu memahami keseluruhan materi tema 5 kelas 4 SD tentang Sultan Ageng Tirtayasa dan Kerajaan Banten.
Muatan pelajaran IPS kali ini akan menjelaskan pembahasan tema 5 kelas 4 SD dan MI tentang Sultan Ageng Tirtayasa dan Kerajaan Banten.
Sekarang mari kita simak penjelasan lengkap di bawah ini sebelum menjawab latihan soal harian IPS tema 5 kelas 4 SD tentang Sultan Ageng Tirtayasa dan Kerajaan Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa adalah sultan Banten ke-6 yang berhasil membawa Kerajaan Banten menuju puncak kejayaannya.
Sultan Ageng Tirtayasa atau pangeran Surya berkuasa antara tahun 1651-1683. Selama berkuasa perannya tidak sebatas memajukan Kesultanan Banten.
Raja dari Banten yang gigih menentang VOC adalah Sultan Ageng Tirtayasa.
Berkat kegigihannya dalam membela bangsa Indonesia, Ia bahkan dicap sebagai musuh bebuyutan Belanda.
Menjelang akhir pemerintahannya, Sultan Ageng Tirtayasa berselisih dengan Sultan Haji hingga memaksanya meninggalkan tahta dan mundur ke dusun Tirtayasa yang terletak di Kabupaten Serang.
Nama Sultan Ageng Tirtayasa dikenal setelah dirinya mendirikan keraton baru di tempat tersebut.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten terus mengalami kemajuan.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa untuk memajukan Kesultanan Banten.
Memajukan wilayah perdagangan Banten hingga ke bagian selatan Pulau Sumatera dan Kalimantan
Banten dijadikan tempat perdagangan internasional yang mempertemukan pedagang lokal dengan pedagang Eropa
Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam
Melakukan modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel
Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan dari kerajaan lain dan serangan pasukan Eropa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah salah satu raja di nusantara yang gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia.
Demi meneruskan perjuangan kakeknya, pada 1652 Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan tentaranya untuk menyerang VOC di Jakarta.
Sejak saat itu, pertempuran antara Banten dan Belanda terus terjadi.
Karena Banten terus menerus melancarkan gerilya, Belanda berusaha membalas dengan memblokade pelabuhan-pelabuhan.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat Sultan Ageng Tirtayasa untuk mengacaukan Belanda.
Pada 1655, VOC mengirim utusan ke Banten guna mendesak Sultan Ageng Tirtayasa untuk memperbarui perjanjian perdamaian 1645.
Sultan Ageng Tirtayasa dengan berani menolak pembaruan perjanjian dan bertekad menentang Belanda.
Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara melakukan sabotase dan perusakan kebun tebu serta pabrik-pabrik penggilingannya.
Tentara Banten juga membakar kampung-kampung yang digunakan sebagai sarang pertahanan Belanda. Di samping itu, Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting.
Sekitar tahun 1671, terjadi konflik di dalam istana dan Sultan Ageng Tirtayasa memilih untuk pindah kediaman di luar Banten.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kudeta yang sewaktu-waktu bisa dilancarkan putra pertamanya, Sultan Haji.
Pada 1680, Sultan Ageng Tirtayasa kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayan terhadap para pedagang Banten oleh VOC.
Semangat Sultan Ageng Tirtayasa untuk menentang VOC kurang disetujui oleh putranya, Sultan Haji.
Perselisihan di dalam istana ini dimanfaatkan oleh VOC dengan melancarkan politik adu domba.
Siasat VOC pun berhasil, hingga Sultan Haji mau bekerjasama dengan Belanda demi meruntuhkan kekuasan ayahnya.
Pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjara di Batavia sehingga harus menyerahkan kekuasannya kepada putranya.
Sultan Ageng Tirtayasa meninggal dunia dalam penjara pada 1692 dan kemudian dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Banten.