NO. | CIRI-CIRI MASYARAKAT MODERN |
---|---|
1. | Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan |
2. | Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapatnya tentang lingkungannya sendiri. |
3. | Sangat menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu |
4. | Memandang perlu adanya perencanaan dan perhitungan yang matang |
5. | Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, |
6. | Mempercayai ilmu pengetahuan dan teknologi |
7. | Menghargai orang lain melalui prestasinya |
Lalu, presentasikanlah hasil diskusimu di depan kelas dengan percaya diri.
Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 6 Halaman 29 dan 30
Ayo Berlatih
Lakukanlah kegiatan ini secara berpasangan. Lakukanlah wawancara terhadap orang tua atau kakek nenekmu tentang cara hidup mereka ketika mereka seusia Kamu.
Sebagai pewawancara, kamu harus mencari tahu
– Bagaimana cara mereka melakukan kegiatan belajar di rumah dan di sekolah.
– Apa saja yang mereka lakukan pada saat hari libur atau ketika tidak bersekolah.
– Apa saja yang mereka gunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Lalu, ringkaslah hasil wawancaramu untuk dibandingkan dengan kegiatan yang sama yang kamu lakukan saat ini.
Catatlah hasil wawancaramu dengan menggunakan tabel berikut. Perhatikan contoh!
Jawaban:
Nama Narasumber: Karto Supomo (Nama orang yang kamu wawancara)
Nama Pewawancara: Udin (Nama Kamu)
Usia Narasumber: 68 Tahun (Usia orang yang kamu wawancara)
Tempat Wawancara: Rumah Kakek (Tempat kamu mewawancarai)
KEGIATAN | NARASUMBER | PEWAWANCARA |
---|---|---|
Cara belajar di rumah | Belajar di ruang yang sama bersama saudara yang lain karena hanya ada satu lampu yang terang. Belajar ditemani Ayah dan Ibu di ruang yang sama | Belajar di kamar masing-masing dan menggunakan penerangan lampu listrik |
Cara belajar di sekolah. | Guru menyampaikan pelajaran dengan menulis di papan tulis menggunakan kapur | Guru menyampaikan pembelajaran dengan LCD dan Laptop |
Cara menuju sekolah | Berjalan kaki | Menggunakan kendaraan umum |
Alat yang dibawa ke sekolah | Membawa alat tulis dalam tas kresek | Tas dan alat-alat tulis |
Kegiatan setelah pulang sekolah atau saat libur | Mencari pakan ternak kambing | Bermain dengan anggota keluarga dan teman |
Cara melakukan kegiatan selama libur atau tidak sekolah | Bermain gobak sodor dan egrang | Bermain game online di Handphone |
Mainan atau permainan favorit | Permainan egrang | Bermain game online |
Buatlah sebuah tulisan dalam satu paragraf untuk membuat kesimpulan dari wawancara tersebut.
Jawaban:
Cara-cara hidup yang dilakukan masyarakat saat ini dibandingkan dengan cara hidup masyarakat di masa lalu sangat berbeda. Salah satu penyebab perbedaan tersebut adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan menjalankan aktivitasnya.
Masyarakat modern juga memiliki cara pemecahan masalah yang berbeda dengan masyarakat tradisional. Kehidupan masyarakat modern yang tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itulah yang membuat mereka dengan cepat dan sigap dapat memanfaatkannya untuk memecahkan masalahnya.
Bacalah cerita fiksi berikut ini dengan saksama, sebelum kamu mengerjakan kegiatan berikutnya.
Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 6 Halaman 33
Ayo Membaca
Si Hitam
Oleh Diana Karitas
Kak Irma mendapati adiknya, Rina menangis tersedu di teras rumah. Kak Irma yang baru pulang kuliah segera memeluk adiknya yang masih kelas enam itu. Keadaan rumah terlihat sepi, tidak seperti biasanya. Ia tahu ayah dan ibu masih di kantor, tetapi biasanya keadaan rumah tidak sesepi ini.
“Kenapa, Dik?” tanya Kak Irma. Rina tak segera menjawab. Ia malah tersedu semakin keras. Mbak Tati, yang biasa menemani Rina bergegas datang menghampiri mereka memasuki pekarangan rumah. Mbak Tati tampak terengah dan berkeringat.
“Ada apa, Mbak? Mbak Tati dari mana? Mengapa Rina ditinggal sendiri di rumah?” tanya Kak Irma tanpa melepas pelukannya kepada adiknya.
“Ini, Kak Irma. Si Hitam tidak pulang sedari tadi. Saya tadi berusaha mencarinya ke seluruh komplek ini. Tetapi saya tidak menemukannya,” jawab Mbak Tati dengan wajah panik.
Segera Kak Irma tersadar. Rumah yang sepi, tidak ada suara manja kucing kesayangan Rina. Ternyata ini penyebab Rina sedih. Kucing kesayangannya belum kembali.
“Kak Irma, apa yang bisa kita lakukan agar Si Hitam kembali, Kak? Si Hitam pasti bersedih mencariku. Bagaimana ia akan makan? Bagaimana ia akan tidur? Pergi ke manakah kucing kecil itu?” tanya Rina masih tersedu.
“Ah, Kak Irma punya ide. Semoga berhasil. Mbak Tati, tolong temani Rina sebentar ya!” pinta Kak Irma kepada Mbak Tati sambil melepas pelukannya.
Kak Irma segera mengambil telepon genggamnya dari dalam tasnya. Ia tampak sedang mencari-cari sesuatu dari dalam telepon genggam itu.
“Rina, apakah kamu pernah menggunakan telepon genggam Kakak untuk menyimpan foto Si Hitam?” Tanya Kak Irma.
Pernah, Kak!” jawab Rina. Tampak wajahnya mulai berbinar.
“Baik, Kakak cari dulu,” kata Kak Irma sibuk mencari foto Si Hitam di dalam telepon genggamnya.
Ah, ini foto Si Hitam!” Teriak Kak Irma.
“Apa yang hendak Kakak lakukan dengan foto Si Hitam? Apakah Kakak akan menyebar foto itu?” tanya Rina penasaran. Ia sedikit lupa dengan kesedihannya.
“Tepat sekali, adikku yang cerdas! Kakak terpikir beberapa cara, Rin. Pertama, Kakak akan cetak gambar Si Hitam beberapa lembar, lalu menempelkannya di beberapa lokasi di sekitar sini. Kamu dan teman-temanmu bisa membantu menempelkannya. Kedua, Kakak bisa menyebarkannya secara digital kepada teman-teman Kakak, atau kenalan Ayah dan Ibu melalui telepon genggam ini. Dengan begitu, banyak orang akan ikut mencari kucingmu!” jelas Kak Irma dengan bersemangat.
Kak Irma mulai sibuk menekan-nekan bagian telepon genggamnya. Setelah beberapa lama, ia masuk ke dalam rumah dan mulai membuka komputer jinjingnya. Ia terlihat sibuk.
Ia menyalakan mesin pencetak, dan tak lama kemudian beberapa lembar kertas dengan gambar Si Hitam dan keterangan di bawahnya mulai muncul. Rina bergegas mengambil kertas-kertas itu.
Rina bergegas menuju pesawat telepon di dekat televisi. Ia menelepon beberapa temannya yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka. Ia meminta mereka untuk membantunya menempelkan kertas berisi keterangan tentang Si Hitam, kucingnya yang hilang.
Tidak berapa lama, tiga teman Rina datang dengan menggunakan sepeda. Tanpa menunggu lama, mereka mengambil kertas-kertas yang telah dicetak gambar Si Hitam. Mereka bergegas berangkat bersama Rina. Sementara, Kak Irma juga tak henti menelepon teman-temannya untuk meminta bantuan mencari kucing adiknya.
Telepon genggam Kak Irma pun berbunyi beberapa kali. Kak Irma sibuk menjelaskan ciri-ciri Si Hitam melalui telepon genggamnya.
Tak lama berselang, Rina dan teman-temannya telah kembali pulang. Kak Irma dan Mbak Tati meminta mereka tetap menemani Rina yang terlihat cemas. Lalu, telepon Kak Irma kembali berbunyi.
“Halo. Ya, betul dengan saya sendiri,” jawab Kak Irma melalui telepon genggamnya.
“Benarkah? Ya, betul, itu kucing kami. Kucing itu memiliki tanda pengenal di kalungnya. Wah, terima kasih, Pak! Kami tunggu di rumah, ya Pak. Ya, alamatnya ada di kertas yang kami sebar tadi. Terima kasih banyak, Pak!” Kak Irma menutup pembicaraan dengan lawan bicaranya dengan wajah gembira.
Melihat itu, Rina dan teman-temannya bersorak kegirangan! Kucing Rina telah ditemukan dan akan segera diantarkan!
“Terima kasih teman-teman. Kalian telah membantuku menemukan kucing kesayanganku! Apa jadinya kalau tidak ada kalian semua!” kata Rina sambil memeluk teman-temannya.
Jangan khawatir, Rin. Itulah gunanya teman,” jawab salah satu teman Rina.
“Terima kasih juga, Kak Irma! Kakak memang hebat!” seru Rina sambil memeluk kakaknya.
“Sama-sama, Rin. Berkat teman-teman kamu, juga berkat telepon genggam kakak ini, masalah kita bisa diselesaikan dengan lebih cepat!” kata Kak Irma sambil menunjukkan telepon genggamnya dengan bangga.
“Wah, berarti kapan-kapan aku bisa pinjam telepon genggam Kakak, untuk mencari barang-barangku yang hilang!” seru Rina sambil mengedipkan matanya ke arah kakaknya
“Hmm… Kamu belum cukup umur untuk menggunakan telepon genggam ini! Bahaya!” goda Kak Irma sambil berlalu dari Rina.
Perhatikan baik-baik cerita fiksi di atas untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut.
1. Bagaimana menurutmu cerita fiksi di atas? Apakah kamu menyukai ceritanya? Mengapa?
Jawaban:
Cerita fiksi pada bacaan di atas sangat menarik karena terjadi pada kehidupan sehari-hari. Cerita tersebut menunjukkan bahwa teknologi mempermudah pekerjaan manusia.
2. Masih ingatkah kamu tentang tokoh utama dan tokoh tambahan dalam sebuah cerita fiksi? Menurutmu apakah perbedaan keduanya?
Jawaban:
Tokoh utama merupakan tokoh yang banyak diceritakan di dalam sebuah karangan. Sedangkan tokoh tambahan merupakan tokoh yang mendukung tokoh utama.
3. Bagaimanakah caramu untuk menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan dari cerita tersebut?
Jawaban:
Cara menentukan tokoh utama adalah dengan mencari tokoh yang senantiasa ada dalam setiap peristiwa, dan banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dengan tema cerita. Sedangkan untuk mencari tokoh tambahan adalah mencari tokoh yang berperan sebagai pelengkap dalam cerita.