Laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjelasan sistematis tentang sesuatu yang diamati secara langsung. Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi faktual dan objektif kepada pembaca mengenai suatu objek atau fenomena. Untuk membuat laporan hasil observasi yang baik, terdapat beberapa kaidah atau aturan yang harus diikuti. Berikut kaidah-kaidah tersebut:
1. Objektivitas
- Penulisan berdasarkan fakta: Laporan observasi harus memuat informasi yang faktual dan akurat. Penulis tidak boleh menambahkan opini pribadi atau interpretasi subjektif.
- Berdasarkan pengamatan langsung: Laporan ini harus didasarkan pada apa yang telah diamati secara langsung tanpa spekulasi atau asumsi.
2. Struktur yang Sistematis
- Judul: Menyebutkan objek atau fenomena yang diamati.
- Pendahuluan: Berisi tujuan observasi, latar belakang, serta penjelasan umum mengenai objek yang diamati.
- Deskripsi Umum: Gambaran umum tentang objek atau fenomena yang diamati, seperti klasifikasi, ciri-ciri umum, dan latar belakang objek.
- Deskripsi Bagian: Uraian lebih rinci mengenai bagian-bagian atau karakteristik spesifik dari objek yang diamati, berdasarkan pengamatan.
- Penutup/Kesimpulan: Menyimpulkan hasil pengamatan secara ringkas, mencakup poin-poin penting dari objek yang diamati.
3. Bahasa yang Jelas dan Objektif
- Bahasa baku: Laporan hasil observasi ditulis dengan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia formal.
- Kata-kata teknis: Gunakan istilah teknis yang sesuai dengan bidang atau topik yang diamati, namun tetap mudah dipahami.
- Kalimat efektif: Hindari kalimat yang bertele-tele. Gunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas untuk menjelaskan hasil pengamatan.
4. Penyajian Berurutan
- Informasi dalam laporan hasil observasi disajikan secara urut dan logis, biasanya dari hal umum ke khusus. Misalnya, dimulai dengan deskripsi umum tentang objek, kemudian dilanjutkan dengan detail spesifik mengenai bagian-bagian atau karakteristiknya.
5. Penggunaan Data dan Fakta
- Laporan ini didukung oleh data yang konkret, misalnya hasil pengukuran, catatan lapangan, atau foto pendukung, jika relevan.
- Fakta-fakta yang diungkapkan dalam laporan harus dapat diverifikasi kebenarannya.
6. Bersifat Informatif
- Laporan hasil observasi bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan kepada pembaca. Oleh karena itu, laporan harus memuat informasi yang penting, relevan, dan lengkap terkait objek yang diamati.
7. Menggunakan Klasifikasi
- Pada laporan observasi, sering kali dilakukan klasifikasi atau pengelompokan objek berdasarkan kriteria tertentu, seperti jenis, ciri-ciri, atau fungsi, agar informasi yang disampaikan lebih terstruktur dan mudah dipahami.
8. Menghindari Unsur Persuasif
- Laporan ini bersifat deskriptif dan informatif, bukan persuasif. Oleh karena itu, penulis tidak boleh mencoba mempengaruhi pembaca untuk mengambil sikap tertentu, tetapi hanya menyampaikan informasi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
Dengan mengikuti kaidah-kaidah di atas, laporannya akan menjadi lebih akurat, sistematis, dan informatif bagi pembaca.