Latto-latto atau biasa juga disebut Katto-katto, belakangan ini mulai marak digemari anak-anak sampai orang dewasa sekalipun. Tahu nggak sih kalau Latto-latto sebenarnya sudah ada sejak era 90an, loh? Yuk, simak asal usul dan fakta menarik permainan ini. Asal Usul Latto latto.
Viral di Media Sosial
Di media sosial, unggahan yang memperagakan mainan latto-latto tersebut bukan hanya dari kalangan anak-anak, akan tetapi usia tua pun. Mulanya, permainan ini viral sejak akun TikTok ….. memposting video seorang anak kecil yang memainkan Latto-latto, netizen menamainya “Lord Arnol”.
Tak hanya itu, sejumlah video yang beredar di grup aplikasi WhatsApp dan media sosial, menayangkan seorang nenek dan kakek, juga cukup mahir dan lincah memainkan latto. Demam latto-latto yang kini melanda anak-anak setidaknya menjadi hiburan tersendiri bagi mereka.
Kenapa Namanya Latto-latto?
Permainan latto-latto terdiri dari dua buah bola kecil yang terbuat dari plastik, menyerupai bandul. Masing-masing diikat dengan tali, lalu keduanya diayun ke atas dan ke bawah hingga bertabrakan sehingga menimbulkan bunyi.
Nah, nama latto-latto ini diambil dari bunyi tabrakan dua buah bola kecil, yang merupakan istilah di kalangan masyarakat Bugis-Makassar. Mainan seharga Rp 3.500 hingga Rp 5.000 ini, marak dan terdengar di wilayah pemukiman urban kota.
Asal Usul Latto-latto
Tahu nggak sih, ternyata permainan Latto Latto sebenarnya adalah mainan yang lahir dari anak-anak Amerika Serikat yang diberi nama Clackers Balls Toys, loh.
Permainan ini ada sejak era tahun 1960-an. Namun saat ini kembali digemari oleh anak-anak Zaman Now. Bahkan orang dewasa sekalipun. Latto-latto pernah populer di Sulsel. Bagi anak kelahiran 90an pasti pernah memainkan mainan ini.
Jadi perlombaan
Gerombolan anak-anak mengayunkan Katto Katto di tangannya. Mereka tampak asik. Bahkan berlomba agar bisa bertahan beberapa lama. Peserta terlama yang memainkan Latto-Latto akan keluar sebagai juaranya.
Tak jarang dari mereka yang belajar Latto-latto harus mengalami memar di pergelangan tangan, olehnya perlu pengawasan orang tua saat anak memainkannya.