Lebih Irit Pertalite atau Pertamax? Ini Penjelasan Pakar

Dilansir dari laman lifepal, Pertamax lebih irit dibandingkan Pertalite. Salah satu alasannya adalah nilai oktan BBM pada Pertamax jauh lebih tinggi dari Pertalite.

Dilansir dari laman Pertamina Fuels, nilai oktan Pertalite lebih tinggi dari Premium tetapi lebih rendah dibandingkan Pertamax. Nilai oktan pada Pertalite adalah 90. Angka oktan yang lebih tinggi pada Pertalite ini menandakan kualitas bahan bakar yang ramah lingkungan.Hal ini disebabkan pembakaran bahan bakar yang sempurna dan efisien. Pertalite merupakan bahan bakar minyak terlaris selain premium sebab harganya terjangkau.

Dilansir dari laman Pertamina Fuels, Pertamax memiliki kandungan angka oktana riset (RON) dengan nilai 92. Pertamax diciptakan oleh Pertamina sebagai jawaban terhadap kondisi lalu lintas di Indonesia terutama di kota besar yang cenderung macet. Pertamax dapat digunakan oleh jenis kendaraan keluaran tahun 2000-an. Pertamax memiliki kandungan Pertatec. Kandungan tersebut memberikan keunggulan bagi Pertamax yakni:

  • Membersihkan endapan kotoran pada bagian mesin hingga tiga kali lebih baik dari produk sebelumnya
  • Membersihkan endapan kotoran pada bagian injector, mengoptimalkan pembakaran dan konsumsi bahan bakar
Baca Juga:  Pengurus PWI Berkantor di Lantai 4 Daerah Segitiga Emas

Pertatec diklaim mampu mencegah korosi pada bagian intake manifold. Selain itu, Pertatec juga diklaim mampu melindungi pengendapan kotoran pada ruang pembakaran, fuel injector dan intake valve. Dengan teknologi yang diciptakan sesuai dengan kondisi lalu lintas di Indonesia, Pertamax menjadi BBM yang paling irit dibandingkan Pertalite.

Baca Juga:  Surat AHU PWI Diblokir, Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing

BBM RON 92 biasanya direkomendasikan untuk mobil LCGC atau di atasnya. Dilansir dari laman Auto2000, mobil berjenis LCGC direkomendasikan untuk menggunakan bensin dengan nilai oktan minimal 92. Jika Anda tidak menggunakan bensin dengan oktan 92, Mobil akan mengalami gejala knocking atau detonasi.

Gejala ini terjadi karena penggunaan bahan bakar dengan oktan rendah yang menyebabkan naiknya temperatur dan tekanan di dalam ruang bakar mesin akibat pembakaran yang tidak sempurna. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus, mesin mobil dapat mengalami kerusakan yang cukup parah.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU