Letakkan Jabatan Rektor, Prof Masrurah Lantunkan Puisi untuk Suami di Hadapan Civitas Akademika UMI

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Setelah ada nahkoda Rektor baru. Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, melakukan serah terima jabatan Rektor UMI Makassar dari Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA masa amanah 2014-2018 kepada Prof Dr H Basri Modding SE MSi Di Auditorium Al-Jibra UMI Selasa (10/7).

Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA dalam sambutan ini menyampaikan rasa syukur atas segala nikmat dan jabatan yang selama ini diemban.

Menurutnya, selama menjalankan tugas sebagai rektor banyak suka-duka serta hal yang telah dilalui. Namun, kini semua itu dilepaskan karena jabatan kata dia, adalah sebuah amanah sementara.

“Rasa syukur atas kesempatan ini. Masa tugas saya sampai peralihan dan penyerahan banyak hak yang dilalui. Jabatan adalah amanah titipan sementara,” kata Masrurah.

Menurut Rektor dua periode ini, selama menjadi orang nomor satu di kampus julukan unggul, mutuh, islami ini dibantu oleh para jajaran wakil Rektor.

Baca Juga:  Narasumber di Forum BRIDA Kota Makassar, Rektor Unpacti Sampaikan Hal Ini

Dia sempat mengenang perjalanan kinerja, dimana para wakil Rektor bekerja dengan ikhlas saling berkomitmen dalam bekerja.

“Saya berpesan kepada para wakil Rektorku, selama mendampingi saya. Saling berkomitmen dan mengisi kekurangan serta kelebihan dalam pengembangan kampus. Saya katakan terima kasih atas kerja selama ini, karena tak perna mengeluh,” katanya.

Pada kesempatan ini, Prof Masrurah melantunkan puisi terakhir pasca meletakkan jabatan sebagai Rektor yang selama ini diemban. Berikut bunyi puisi:

- Iklan -

Kepada Pendamping Hidupku

Terima kasih padamu tak terbatas, engkau yang selalu memberikan kesempatan, memberikan semangat yang kokoh, dalam selimut cintamu yang selalu membara wahai kasihku.

Engkau telah banyak memberikan dan dikorbankan, tapi api cintamu tak pernah pudar, cintamu tak perna padam.

Karena cintamu adalah doa bagiku, cintamu adalah ketulusan dsn Taqwa, cintamu adalah kekuatan yang dahsyat.

Bukah yang membuatku tegar, membuatku tidak pernah lelah, membuatku tidak perna mengeluh.

Dalam selimut kasihmu, semoga di hari-hari ku yang akan datang cintamu tetap menyala memerangi seluruh hingga akhir hayat.

Kenanganku di Menara dan Kampus Hijau

Baca Juga:  Penyandang Disabilitas Makassar Tolak Politik Uang: Wujudkan Pilkada Inklusif dan Bermartabat

Delapan tahun kita bersama dalam suka dan duka, membangun persaudaraan yang indah menjelmakan persahabatan yang tulus.
Aku akan selalu mengenangmu wahai sahabatku, mengenang dengan rindu yang tiada berujung.

Masa-masa sibuk kita, Hiruk pikuk di kampis hijau, Pontang-panting di menara pengabdian.

Matahari kadang telah terbenam di ufuk Barat, Kita pun belum beranjak meninggalkan kerja, Semua itu tidak membuat kita lelah. Dengan dambaanku pada saudara sekalian.

Jangan pernah mengeluh, Kini aku akan pamit dari kesibukan rutinitas. Teruskanlah perjuangan kita membangun UMI menuju World clas University.

Semoga aku tidak melukai hati siapapun.
Andai kata ada yang pernah terluka atas perbuatan dan kotorku maafkanlah karena itu pasti diluar kontrolku, semoga maaf aku membawa kita kepada-Nya. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU