Jakarta, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Penyebaran virus korona baru yang sangat cepat memaksa sejumlah negara melakukan langkah-langkah luar biasa, termasuk meliburkan siswanya, untuk mencegah penyebaran virus ini semakin luas. Berdasarkan data UNESCO, hingga Senin (16/3/2020), pukul 08.00 WIB, sebanyak 56 negara telah memutuskan libur sekolah di seluruh negeri yang berdampak kepada lebih dari 516,6 juta anak yang dikutip kompas.com
Sedangkan di 18 negara, termasuk Indonesia, libur sekolah baru diberlakukan di sejumlah wilayah, belum secara nasional. Berdasarkan data UNESCO, libur sekolah di Kamboja misalnya, baru diberlakukan di Kota Seim Reap dan di Filipina di 9 kota/wilayah. Di Vietnam, libur sekolah diberlakukan seluruh negeri untuk pendidikan usia dini hingga sekolah menengah pertama dan di 13 kota/wilayah untuk sekolah menengah atas.
Di Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan meliburkan siswa di semua jenjang pendidikan selama dua minggu mulai Senin ini, bahkan Ujian Nasional yang seharusnya dimulai pada Senin ini untuk tingkat SMK pun ditunda. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten juga menyarankan libut sekolah selama dua minggu ke depan, tetapi belum menyeluruh karena kewenangan pengelolaan sekolah hingga tingkat SMP berada di kabupaten/kota.
Sejumlah daerah lainnya di luar empat provinsi tersebut, libur sekolah menjadi keputusan pemerintah kabupaten/kota seperti di Kota Surabaya, Solo, Balikpapan, libur sekolah selama 1-2 minggu ke depan. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga memutuskan libur sekolah untuk tingkat SMA/SMK sederajat. Sebanyak 58 kampus juga meliburkan mahasiswanya, selanjutnya kuliah dilaksanakan secara daring.
Menurut UNESCO, libur sekolah seharusnya diberlakukan untuk seluruh negeri untuk mencegah penyebaran virus korona baru. Jika 18 negara tersebut memberlakukan libur sekolah secara nasional, akan berdampak pada lebih dari 543,9 juta anak, dan juga 85,6 juta mahasiswa. Jumlah ini belum termasuk di Indonesia karena libur sekolah di Indonesia belum tercatat di UNESCO.
Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah siswa di Jakarta saja sekitar 1,31 juta, sedangkan di Jateng, Jabar, serta Banten sekitar 13,53 juta.
Libur sekolah dimulai China pada pertengahan Februari lalu, dan setelah itu diikuti sejumlah negara. Negara yang meliburkan para siswanya ini bisa jadi akan terus bertambah. Pada Minggu (15/3), libur sekolah terjadi di 61 negara, sebanyak 39 negara menerapkan libur sekolah di seluruh negeri dengan 421 anak terdampak, dan di 21 negara (belum termasuk Indonesia) hanya di sejumlah wilayah.
“Penutupan sekolah sementara sebagai akibat dari kesehatan dan krisis lainnya bukanlah hal yang baru, tetapi skala global dan kecepatan gangguan pendidikan saat ini tidak tertandingi, dan jika berkepanjangan, dapat mengancam hak atas pendidikan,” kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay seperti dikutip dari laman UNESCO, 4 Maret 2020.
Pemelajaran jarak jauh
Karena itu, dalam konferensi jarak jauh melalui video yang diikuti perwakilan 73 negara, termasuk 24 menteri pendidikan dan 15 wakil menteri pendidikan, Selasa (10/3), UNESCO mendukung implementasi program pembelajaran jarak jauh skala besar. UNESCO merekomendasikan aplikasi dan platform pendidikan terbuka yang dapat digunakan sekolah dan guru untuk menjangkau pelajar dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi seluler yang murah.
“Kita menghadapi situasi yang tidak biasa dengan sejumlah besar negara yang terkena dampak masalah yang sama pada saat yang sama. Kita perlu bersatu tidak hanya untuk mengatasi konsekuensi pendidikan langsung dari krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, tetapi untuk membangun ketahanan jangka panjang dari sistem pendidikan,” kata Stefania Giannini, Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Pendidikan.
UNESCO telah mengumumkan pembentukan Satuan Tugas Darurat UNESCO-Covid 19 yang akan mendukung respons nasional negara-negara terdampak, dengan fokus pada negara-negara yang paling rentan. UNESCO telah menerbitkan daftar aplikasi dan platform pemelajaran di laman UNESCO yang dapat diakses secara bebas untuk digunakan orangtua, guru, peserta didik, dan sekolah.
Di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun mendukung keputusan pemerintah daerah untuk meliburkan siswa guna mencegah penyebaran virus korona baru. “Kemdikbud siap dengan semua scenario, termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk mendorong pemelajaran secara daring untuk para siswa,” kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam penjelasan tertulis pada Sabtu (14/3/2020), di Jakarta.
Kemdikbud mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id. Beberapa fitur unggulan yang dapat diakses peserta didik dan guru antara lain Sumber Belajar, Kelas Digital, Laboratorium Maya, dan Bank Soal. Rumah Belajar dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru PAUD hingga SMA/SMK/sederajat.
Nadiem mengatakan, saat ini kerja sama penyelenggaraan pembelajaran secara daring dilakukan dengan berbagai pihak. Beberapa pihak yang fokus mengembangkan sistem pendidikan secara daring antara lain Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. (WLD)