Lingkungan Tarrusang Berbenah Untuk Wisata Mangrove

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Jeneponto akan menyelenggarakan penanaman pohon mangrove sebagai bagian program DLH di bulan Oktober 2022. Hal ini terlihat, Kamis (07/10/2022).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Jeneponto Basuki Baharuddin, didampingi Lurah Monro-monro Ir. Sutan Syarif dan Ketua Kelompok Tani Hasanuddin, saat menerima Pengurus Alumni Smaga 85 Makassar yang di wakili Zukrnarnain SH (sekretaris), Rachim Kallo, Savada sandana (koordinator) dan Tati Mustar (Wakil Bendahara Smaga 85).

Saat di lokasi – tepatnya di Lingkungan Tarrusang Selatan, rombongan melihat langsung, betapa rimbunnya pohon-pohon mangrove. Menurut Kadis Lingkungan Hidup Jeneponto, Basuki Baharuddin SE mengatakan, bulan Oktober ini ada program kami disini untuk penenaman mangrove.

“Insyaallah, akan kami sampaikan waktu pelaksanaannya, setelah saya koordinasikan ke Pak Bupati. Ini hanya meninjau persiapan-persiapan dari Lurah Monro-monro dan Ketua Kelompok Tani,”sambung Karaeng Lili sapaan akrabnya.

Sementara Lurah Monro-monro Ir. Sutan Syarif mengapreaiasi dengan adanya kegiatan penamanan mangrove, apalagi kehadiran Alumni Smaga 85 yang ingin ikutserta pada pelaksanaan nanti.

Baca Juga:  Bupati Barru Dampingi Pj Gubernur Sulsel Tinjau Uji Coba Makan Bergizi di SDN 1 Barru

Hasanuddin pencetus penanaman mangrove yang juga Ketua kelompok Tani secara terpisah bercerita cikal bakal mangrove ini penting buat masyarakat Tarrusang yang secara geografis letaknya di pesisir pantai.

Historinya, berawal di kampung ini dekat dengan laut. Pemukiman warga, berkisar 20-30 meter di bibir laut. Jadi perahu-perahu tambakannya pun persis dekat rumah warga. Lambat laun 33 tahun, sekarang ini sudah ada 1 km keluar menjulur ke laut dengan mangrove jenis mayori.

“Alhamdulillah, daratan tiap tahun muncul,”ujar Hasanuddin yang siang itu memakai kaos oblong hitam di bawa teduhnya dedaunan pohon mangrove yang di gagasnya berpuluh tahun, kami berbincang-bincang.

Dulunya Lingkungan Tarrusan, awalnya kampung biasa saja, yang dikelilingi oleh sungai, makanya dinamakan tarrusang. Sehingga keluarga kita disini menyebut “tarrusang” yang masyarakat disini hidupnya di laut.

- Iklan -

Sejak melakukan penanaman sekitar tahun 1989, waktu itu saat masuk kuliah di Makassar, namun tahun 1990 orang sudah menggalakkan penanaman, era Bupati Saudin. Hingga sekarang 8-10 hektar, dan yang belum sekitar 5 hektar. Kebetulan pak Kaids juga melakukan penaman sekiatar 2 hektar (sebelah timur) dan 40.50 persen tumbuh tingginya sudah hamper 1 meter. Mangrove ini sebelah menyebelah, trerdiri dari 3 lapis areanya. Bahkan sekarang 4 lapirs mangrovenya. Dimana disisinya sudah laut, dikembangkan jadi Wisata Mangrove.

Baca Juga:  Banjir Melanda Kota Barru, Aktivitas Warga Tersendat

“Harapan kami, bias mendapat bantuan. Karena mangrove ini asas manfaatnya banyak, salag satunya biota-biota laut hidup di bawa pohon-pohon mangrove ini. Sehingga ekonomi masyarakat berjalan dengan baik”asa Hasanuddin.

Beberapa tahun terakhir, mendapatkan bantuan anggaran dari Kelurahan Monro-monro Kec, Binamu Kabupaten Jeneponto termasuk bantuan dari CSR untuk MCK yang sementara dibangun.

Terlihat pula, fasilitas-fasilitas sebagai penunjang wisata mangrove tarrusang seperti dermaga (30 m) dan tahap pembenahan, diatnaranya area parkir, jembatan yang menghubungkan akses masuk ke hutan mangrove, kasebo-kasebo, dan persiapan mushallah sebagai tempat ibadah. (RK)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU