Ada banyak cara untuk menggugah anak-anak agar gemar membaca. Salah satunya lewat mendongeng atau bercerita.
Penggiat literasi yang tergabung dalam LISAN menggunakan pendekatan dongeng ini ketika tampil di SD Inpres Banta-bantaeng 1, Makassar, Kamis, 17 Maret 2022.
Cerita yang dibawakan oleh pendongeng Mami Kiko ini berjudul “Monyet Kecil dan Bukunya”.
Kisah monyet kecil ini disampaikan secara menarik, apalagi Mami Kiko membawakan materi-nya dengan ditemani boneka Kiko. Kegiatan ini diadakan menyongsong Hari Dongeng Sedunia.
Hari Dongeng Sedunia, biasa diperingati setiap tanggal 20 Maret. Kegiatan mendongeng yang diadakan di teras sekolah ini diikuti oleh murid-murid kelas 1-6.
Pendekatan dongeng ini merupakan bagian dari Program Pacarita, akronim dari Panggung Cerita Ceria Kita.
“Monyet Kecil dan Bukunya” bercerita tentang seekor monyet kecil yang tinggal bersama nenek-nya. Sepulang sekolah, monyet kecil itu sedih dan tak percaya diri karena diejek kecil, bodoh dan bau.
Nenek-nya kemudian menyarankan agar dia rajin membaca supaya tahu jawabannya, kenapa temannya bilang begitu kepadanya.
Menurut Mami Kiko, pesan moral dari cerita ini ingin mengingatkan pada anak-anak bahwa hidup itu selalu ada masalah.
Monyet kecil memang kecil karena masih kecil dan belum banyak tahu. Dia bau lantaran belum bisa mandi sendiri 2 kali sehari karena masih kecil. Dikhawatirkan dia akan terseret deras-nya air sungai bila pergi mandi sendiri.
Setelah si monyet banyak membaca dan belajar, akhirnya dia banyak tahu. Tak cuma itu, bahkan monyet kecil menjadi juara. Dia disukai semua binatang di hutan karena kepintaran-nya.
Mami Kiko melihat respons anak-anak dan guru begitu antusias. Mereka terkesan senang mendengarkan cerita yang dibawakan. Dia berharap, melalui dongeng bisa menginspirasi mereka untuk lebih suka membaca.
Rahmatia, SIP., pustakawan SD Inpres Banta-bantaeng 1, menambahkan bahwa awalnya hanya sedikit anak yang ikut mendengarkan dongeng tapi lama-lama bertambah dan menjadi banyak.
Bahkan beberapa orangtua murid yang tengah mengantar anaknya ikut singgah. Katanya, mereka juga mau melihat dongeng yang dibawakan Mami Kiko.
Alumnus Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin, Makassar, tahun 2020 ini menjelaskan, mendongeng bagus jadi bagian dari strategi literasi, terutama untuk membudayakan kegemaran membaca.
Karena kalau anak-anak sudah tertarik dengan ceritanya maka mereka akan mencari bukunya di perpustakaan.
Perpustakaan SD Inpres Banta-bantaeng 1 merupakan perpustakaan dengan akreditasi A. Sejauh ini, buku yang diminati anak-anak adalah buku-buku cerita. Khusus untuk anak kelas rendah, mereka lebih suka membaca buku-buku cerita bergambar.
Rusdin Tompo, penggiat literasi yang tengah mengembangkan program gerakan literasi sekolah, Adiwiyata, dan Sekolah Ramah Anak (SRA) di sekolah yang terletak di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini itu, berupaya agar ada inovasi di sekolah tersebut.
Perlu ada ciri program yang akan jadi kebanggan sekolah. Salah satu cirinya, yakni pembelajaran aksara lontaraq dan sastra Makassar yang akan dibimbing oleh penyair, Syahrir Rani Patakaki.
Bersama Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-bantaeng 1, Hj Baena, S Pd, M Pd., mereka merancang kegiatan launching SRA, yang akan diadakan dalam waktu dekat.
Hj Baena, membuat ancar-ancar bahwa deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA), akan diadakan pada tanggal 30 Maret 2022, sebelum memasuki Ramadan.
Kegiatan SRA ini akan didahului dengan sosialisasi dan pelatihan hak dan perlindungan anak, kepada murid-murid, guru, dan orangtua siswa. (*)